Kebiasaan jalan kaki buat Saya bukan hal yang baru atau mungkin memberatkan. Selama jarak yang Saya tempuh tidak terlalu jauh, Saya welcome aja untuk melakukan jalan kaki. Apalagi di kota besar seperti Jakarta, yang macetnya sering bikin Saya gak sabar untuk turun dari kendaraan dan memilih untuk jalan kaki.
Walaupun demikian kebiasaan jalan kaki saya ini ternyata juga membawa manfaat lho. Pernah kejadian sewaktu ada demo di seputaran Sarinah, kebetulan Saya baru saja bertemu dengan seorang teman di kawasan tersebut. Tadinya Saya mau menuju halte bus Trans Jakarta yang ada di depan Sarinah. Tapi karena sedang ada demo, terpaksa ruas jalan tersebut ditutup untuk umum.
Mau order ojek online tapi kok lama banget dapatnya. Akhirnya Saya memutuskan untuk jalan kaki saja ke arah Bunderan HI. Karena sudah terbiasa jalan kaki, Saya tidak terlalu merasa capai atau bosan. Bahkan sepanjang jalan itu Saya bisa melihat pemandangan yang tidak bisa terlalu Saya perhatikan ketika menaiki kendaraan umum atau ojek online.
Apalagi sekarang ini pedestrian untuk pejalan kaki juga sudah cukup memadai. Alhamdulillah pemerintah banyak membangun dan memperlebar pedestrian di beberapa ruas jalan utama dan jalan-jalan lainnya. Semoga akan semakin meluas lagi pembangunan pedestrian untuk pejalan kaki di jalan-jalan lain dan kota-kota lainnya.
Kampanye Jalan Hijau mendukung transportasi berkelanjutan
Beberapa hari yang lalu Saya melewati ruas jalan Sudirman menuju bunderan HI. Dibawah sana di Jalan Kendal, jalan penghubung antara stasiun MRT Dukuh Atas, stasiun Sudirman Baru dan stasiun Sudirman Saya melihat beberapa taruna dengan membawa spanduk dan poster layaknya orang berdemo.
Pada hari Rabu (21/08) lalu Saya kebetulan menaiki kereta commuter line dan berhenti di stasiun Sudirman karena Saya akan menuju Grand Indonesia. Seperti biasa kalau Saya mau menuju Grand Indonesia, Saya berjalan kaki melewati lorong penghubung antara stasiun Sudirman, stasiun Sudirman Baru dan stasiun MRT Dukuh Atas.
Ternyata disana sedang ada kampanye Jalan Hijau yang dimotori oleh BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek). Jalan Hijau itu sendiri berusaha mendorong masyarakat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki.
Berjalan kaki selain mudah juga murah. Tidak memerlukan kecakapan khusus untuk berjalan kaki bagi yang memiliki kondisi kaki yang prima. Namun masih saja banyak masyarakat kita yang enggan berjalan kaki, walau jarak dekat sekalipun dan akibatnya rentan terkena penyakit non infeksi.
Idealnya berjalan kaki itu rata-rata 10.000 langkah/hari atau minimal 6.000 langkah, namun masih banyak yang hanya melakukan sebanyak 3.000 langkah/hari. Berdasar data Kemenkes bahwa yang terkena penyakit non infeksi karena kurang gerak meningkat dari 26,1% di tahun 2017 menjadi 33,5% di tahun 2018.
Hal inilah yang menjadi kekhawatiran dan concern BPTJ untuk mengadakan Kampanye Jalan Hijau. Kampanye yang dilakukan di berbagai titik seperti di Jalan Kendal, Jalan Juanda dan juga di Bekasi dan Depok.
Kampanye Jalan Hijau mempunyai tujuan untuk mendorong semaksimal mungkin masyarakat untuk berpindah dari kendaraan (bermotor) pribadi ke angkutan umum massal dan berjalan kaki.
Hal ini dimaksudkan juga agar semakin banyak masyarakat meninggalkan
kendaraan pribadi dan beralih menggunakan angkutan umum dan berjalan kaki. Maka jalan akan menjadi semakin ramah lingkungan (hijau), yang akan memberikan banyak dampak positif baik secara individu maupun bagi
masyarakat secara umum.
Kegiatan yang dilakukan dalam kampanye Jalan Hijau
Seperti yang Saya saksikan sendiri, kegiatan kampanye Jalan Hijau yang dilakukan BPTJ pada hari Rabu (21/08) itu dibantu oleh taruna taruni dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD).Mereka turun ke jalan menyampaikan pesan kepada masyarakat juga ajakan untuk menggunakan angkutan umum bagi mereka yang masih menggunakan kendaraan pribadi.
Penyampaian pesan dilakukan baik dengan poster-poster, pembagian masker, pin, kipas dan tumbler yang kesemuanya memuat pesan-pesan tentang berjalan kaki dan naik angkutan umum massal.
Diharapkan dengan kampanye Jalan Hijau yang dilakukan secara personal kepada masyarakat yang sedang berjalan kaki ini mendapat respon positif terkait isu kesehatan dan semakin menyadarkan masyarakat akan pentingnya berjalan kaki untuk kesehatan badan.
Dalam kampanye Jalan Hijau yang dilakukan sejak tanggal 19-22 Agustus 2019 ini Saya sempat memperhatikan kostum yang dipakai yang didominasi warna kuning, putih dan hijau, ternyata ada maknanya lho.
Warna kuning memberi makna sinar matahari, sesuai dengan pendekatan
penyampaian pesan yang dilakukan dalam kampanye itu yaitu pendekatan
benefit kesehatan. Aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum akan banyak terpapar sinar matahari yang berdampak pada kesehatan.
Sementara warna putih yang berarti bersih, mewakili makna ketulusan dan kesediaan untuk melakukan aktifitas berjalan kaki dan menggunakan angkutan umum massal untuk kepentingan bersama.
Sedangkan makna ramah lingkungan (go green) diwakili dengan penggunaan syal hijau oleh setiap petugas. Wah..ternyata ketiga warna tersebut memang berarti ya. Semoga dengan kampanye Jalan Hijau ini akan semakin menumbuhkan lagi kesadaran akan pentingnya dan sehatnya berjalan kaki.
Posted from my blog with SteemPress : http://hiqudsstory.com/kampanye-jalan-hijau-kalau-dekat-jalanin-aja/
mantap banget postingannya...
Posted using Partiko Android
Terima kasih kaka