ASAL USUL NAMA (simpang KEURAMAT)

in #esteem6 years ago (edited)

image

Tahun 1958, areal ’keude simpang keuramat’ sekarang merupakan rawa-rawa yang maha luas. Tidak banyak masyarakat yang menghuninya. Kala itu, ’simpang keuramat’ telah dihuni oleh 1-3 kepala keluarga yang membuka usaha dengan berjualan pliek u (patarana). Se ingat Keuchik Abu, Tgk. Marhaban dan Ampon Samidan merupakan ’dalang utama’ dalam mencetuskan pedesaan waktu itu. Gubuk-gubuk kecil berbahan bambu didirikan sebagai tempat mereka membuka usaha. Masyarakat dari Buloh Blang Ara saat itu banyak yang mengunjungi sekadar melihat-lihat bagaimana Tgk. Marhaban, Ampon Samidan dan beberapa keluarga kecil lainnya dengan tanpa mengenal lelah saban hari membersihkan rawa kemudian menimbunnya hingga tampk luas bak sebidang lapangan bola kaki. Setelah mereka berembuk, akhirnya masyarakat ’rawa’ tersebut waktu itu menemakan tempat mereka dengan Simpang Peut Keuramat (Simpang IV Keuramat). Alasannya, tepat di pinggiran rawa yang mereka huni terdapat persimpangan empat arah. Dan uniknya kemana pun arah yang akan dilalui, tak sulit untuk menemukan makam/kuburan yang di anggap ’keuramat’ dalam sejarah walaupun letaknya tak persis di pinggiran jalan. Arah utara menuju ke Buloh Blang Ara disitu terdapat pusaranya Paduka Tuan, Selatan ke arah Kilometer VIII kita dapat menemukan kuburannya Tgk. Keuramat, Barat ke Alue Lim kita dapat mendapati makamnya Tgk. Di Banda, dan Timur tertuju ke Blang Mangat dapat kita temukan makamnya Tgk. Di Syahid. Hingga saat ini, penulis belum mendapatkan sumber yang bisa memberitahukan nama asli dari tokoh-tokoh ’keuramat’ tersebut. Konon kabarnya, beberapa penduduk yang rumahnya tidak jauh dari areal makam Paduka Tuan sering melihat cahaya putih menjulang keluar dari makamnya. Kejadian tersebut kerap terjadi kala malam jumat dinihari. Dan banyak masyarakat yang bernazar (kaul) dengan berkah nama-nama mereka, alhamdulillah dikabulkan maksudnya oleh Allah. Untuk mencapai makam/kuburan tersebut, kita harus rela untuk sedikit bersahabat dengan yang namanya ’rimba’.
Dalam rentangan tahun 1953-1962, kala itu DI/TII di Aceh meletus, perkampungan Simpang Peut Keuramat semakin banyak di huni oleh masyarakat pendatang. Penduduk dari Buloh Blang Ara sangat tertarik untuk mendiami perkampungan itu. Mereka juga ’mengungsi’ dari ketidaknormalan suasana desa mereka sendiri waktu itu karena ’penjajah’ Belanda telah menginjak kan kakinya di Beureughang. Tahun terus beranjak dari lamunannya. Pada suatu ketika, Simaang Peut Keuramat berubah menjadi perkampungan yang ramai. Tgk. Syech Ahmad kala itu di percayakan sebagai Qadhi (semisal Bupati sekarang) yang berpusat di Keude Simpang Peut Keuramat. Sedangkan Asisten Qadhi (semisal Camat sekarang) yaitu M. Kasem Rusydi menetap di kemukiman Buloh Blang Ara. Dalam memori Keuchik Abu, Syech Ahmad lah yang mengubah Simpang Peut Keuramat menjadi ’Simpang Keuramat’ seperti nama yang kita kenal sekarang. Tanpa penyematan ’Peut (IV)’ nya.
Tujuan Syech Ahmad mengsimplekan nama ’Simpang Keuramat’ agar mudah pengucapan dan pengingatan masyarakat. ’Simpang Keuramat’, itu lah nama yang diketahui oleh mayoritas ’generasi simpang keuramat’ sendiri. Mereka kurang tau, bahkan tidak tau, barangkali tidak mau tau, bahwa ’Simpang Keuramat’ sekarang merupakan ’pembuangan’ nama dari Simpang Peut (IV) Keuramat. Bisa diyakini dan patut diketahui, ’Simpang Keuramat’ adalah persimpangan untuk menuju ke arah makam-makam keuramat. Persimpangan tersebut sampai sekarang ’masih’ terletak di pusat keude. Di persimpangan itu pula, telah didirikan pintu gerbang bak pintu istana yang seolah-olah, gapura itu berkata, ” Selamat Datang Ke Simpang Keuramat”.
Saat ini, kebanyakan masyarakat sebatas mengetahui bahwa nama ’Simpang Keuramat’ merupakan nama yang pindahkan tempatkan dari suatu persimpangan di Gampong KM VIII yang terletak 8 Km arah Selatan Keude Simpang Keuramat itu sendiri.
image
Post @nec10
Thanks

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://zar86.wordpress.com/2011/10/10/beranda/

Ceritanya menarik😊

Terima kasih

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by nec10 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.