Banyak pendukung Kroasia yang kecewa, perjuangan yang maksimal dari dari anak asuh Zlatko Dalic tidak mampu meruntuhkan kekuatan lini tengah sampai garis belakang pertahanan Prancis. Kekuatan permainan Le Bleus persis dengan posisi bermain sang pelatih, Didier Deschamp, gelandang bertahan. Prancis dengan kasat mata terlihat sangat bertumpu pada pemain-pemain yang berposisi di areal tersebut. Semua pos gelandang diisi oleh pemain berkarakter gelandang bertahan, Ngolo Kante, Blaise Matuidi, Paul Pogba, sehingga membuat Luka Modric kurang berdaya. Formasi sedikit bertahan dengan menempatkan Oliver Giroud sendirian di depan, sungguh membuat segunung harapan fans baju kotak-kotak merah putih buyar dengan mudah.
Tidak sedikit penggemar sepak bola dunia, begitu menyaksikan Vatreni lolos ke final, langsung berharap juara baru akan lahir di Piala Dunia 2018 kali ini. Sepak terjang Ivan Perisic dan kawan-kawan pun begitu heroik, selama babak knock out mereka selalu melewatinya dengan perjuangan yang melelahkan. Perjuangan pantang surut yang mereka pertunjukkan membuat banyak fans buangan yang tim favoritnya sudah duluan angkat koper, jatuh hati. Gaya dan mental bermain Kroasia telah mencuri hati penggemar sepak bola dunia. Mario Mandzukic Cs menang di sini.
Tapi sampai peluit akhir ditiup oleh wasit Nestor Pitana asal Agentina, secara telak papan skor memihak Prancis. Mandzukic menjadi pembuka skor dengan gol bunuh dirinya dan sekaligus menutup dengan gol hasil ulah konyol seorang Hugo Lloris yang gagal saat mencoba mengocek Mandzukic di depan gawangnya sendiri.
Kehadiran sang Presiden yang begitu merakyat memang cukup pemicu semangat layaknya NOS pada tunggangan-tunggangan balapan liar. Sosok Kolinda Grabar-Kitarovic sungguh bukan saja sudah menghipnotis semangat punggawa Kroasia di lapangan, tapi juga telah menambah gairah pendukung Kroasia di seluruh pelosok dunia. Pesona wanita nomor satu di negara yang baru merdeka pada tahun 1991 yang selalu tampil dengan kharisma kewanitaannya ini seakan menyihir siapa saja. Kala menonton langsung di stadion, ekspresi sang presiden layaknya fans sepak bola sejati. Dia tidak sungkan untuk berteriak, melompat, maju mengepalkan tangan, bahkan dengan sedikit nakal bisa memprovokasi pendukung lawan. Semua dilampiaskannya dengan bebas namun tetap dengan elegan dan berwibawa.
Semua itu belum cukup bagi Vatreni untuk mengukir sejarah besar di Rusia. Kekalahan Kroasia memutus rangkaian catatan unik di ajang paling akbar di dunia sepak bola ini. Munculnya juara baru di setiap interval 20 tahun penyelenggaraan Piala Dunia yang mulai berlaku sejak Piala Dunia 1958, berhenti di Rusia. Kroasia sendiri sebenarnya sudah menggores tinta emas di Piala Dunia edisi ke-21 ini dengan lolos untuk pertama kali ke final. Namun, andai negara di semenanjung Balkan tersebut mampu menaklukkan Prancis kemarin, maka Kroasia selain akan melanjutkan tradisi juara baru di setiap 20 tahun juga akan tercatat sebagai negara asal Eropa Timur pertama yang mengangkat tropi Piala Dunia.
Tapi itulah, sejarah memilih jalan sendiri, kita hanya berusaha untuk mencatat, menjaga, dan hanya bisa mencoba memperbaharuinya. Kepastiannya bisa saja membahagiakan sejumlah orang, tapi tidak kurang juga orang yang akan dirundung kekecewaan. Maka sebaiknya kita terima saja hasil dari kerja keras para ksatria di lapangan hijau, mereka yang telah menguras begitu banyak keringat tentunya juga ingin bergembiara dengan kita sebagai pendukungnya. Air mata mereka sesaat itu adalah obat penenang, sejatinya obat penyembuh luka itu adalah sanggup dan ikhlas menerima kenyataan. Istilah jaman now : Move On!
Semua penggemar sepak bola dunia tetap harus berterimakasih kepada Kroasia, karena tim inilah yang secara permainan tampil perfek. Pemain-pemainnya menunjukkan bakat sejati sebagai atlet. Mereka tampil ***heroik, penuh gairah, total, pantang mundur, menghibur, dan dengan sportifitas tinggi. Kroasia hanya kalah dihasil. Kroasia masih patut berpesta, sepak terjang mereka sangat luar biasa dan layak diapresiasi. Selain penampilan yang apik, mereka juga patut berbangga dengan menempatkan salah seorang putra bangsanya, Luka Modric sebagai Pemain Terbaik di ajang paling tersohor di seantero dunia ini.
Prancis pun bukan tidak layak menerima hasil yang luar biasa ini, pasukan muda Les Bleus adalah masa depan sepakbola dunia. Paul Pogba, Kylian Mbappe, Benjamin Pavard, Samuel Umtiti,.Raphael Varane, Lucas Hernandez, Ousmane Dembele, dan Alphonse Areola adalah sebagian dari skuad Ayam Jantan yang kembali akan mengancam tim-tim lain di Euro 2020.
Terimakasih KROASIA!
Selamat PRANCIS!
Saleum,
@yoesrizalrusli