Hal ini tentu saja pukulan telak bagi bangsa kita. Semakin dewasa dan bertambah usia, Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki populasi terbanyak di Asia belum akan beranjak dari alam kebodohan yang penuh etika dan titik kritis.
Beberapa hari lalu salah satu etnis yang ada di Indonesia, Papua, mengalami pelecehan rasialisme di beberapa titik di negeri ini, seperti Semarang, Surabaya dan Malang.
Beberapa mahasiswa asal Papua disebut mengalami pelecehan secara rasial di beberapa daerah tersebut. Setelahnya semua sudah tertebak. Protes muncul dan akhirnya negeri ini kembali gaduh.
Buntut dari perilaku rasis tersebut, gejolak pun tak terelakkan di Tanah Papua. Berberapa media meliput betapa gaduh terus terjadi di Papua Barat. Massa yang merasa harga dirinya telah dirampas ramai-ramai turun dan melancarkan demo ke jalan.
Suasana di Manokwari adalah katalisator betapa masyarakat Papua marah atas rasisme tersebut dan mereka berontak agar nilai-nilai kearifan lokal yang mereka punya tak dihina oleh "para monyet" yang buta kepekaan sosial. Monyet-monyet itu adalah mereka yang berbuat rasis pada Papua.
Mereka, para monyet itu adalah urat malu yang sangat menjijikkan bagi negeri ini. Mereka pantas dilenyapkan. Tetapi dunia masih adil. Berbagai dukungan mengalir untuk saudara-saudara kita di Papua. Tak terkecuali dari dunia sepakbola.
Hampir semua atlit sepakbola memberikan dukungan untuk Papua agar tetap kuat dan tenang menghadapi serangan rasialisme dari para monyet berwujud manusia. Sama seperti saya, Anda dan kita semua, kita pasti membela Papua dan harga diri mereka. Karena mereka, masyarakat Papua adalah bagian dari Indonesia dan mereka juga sudah merdeka..
Regards
Itulah mereka yang tidak tahu tentang Dunia, tidak pernah menghargai manusia Lainnya. Pendidikan mereka untuk Apa,...Kekayaan mereka Untuk Apa,..Akhirnya mereka telah menjadi monyet di Beberapa Kota besar.
Selamatkan Papua, Hilangkan Rasisme
SAVE PAPUA
PAPUA ASSET INDONESIA
TAMBANG EMAS PAPUA, SIAPA YANG MENIKMATINYA?.....