BUAT BURUNG BERKICAU

in #teukudadek7 years ago (edited)

Jepang ada satu cerita kepemimpinan yang diketahui oleh banyak orang di Negara Sakura itu, baik generasi muda apalagi yang tua. menjelang pertengahan abad keenam belas ketika keshogunan Ashikaga tumbang, Jepang meyerupai medan pertempuran raksaasa, semua orang ingin menjadi panglima, semua mereka ingin menjadi besar dengan senjata dan darah, semuanya ingin memiliki pengikut baik dengan sukarela maupun terpaksa, panglima-panglima perang memperebutkan kekuasaan, uang, wanita dan wibawa. tapi dari tengah-tengah mereka tiga sosok besar muncul seperti meteror melintas di langit malam, bagai petir yang gempita di tengah siang bolong, mereka adalah panglima yang berhasil dan dikenang pada masanya dan sampai sekarang .
Ketiga laki-laki itu sama-sama bercita-cita untuk menguasai dan mempersatukan Jepang namun sifat mereka mencolok satu sama lain, Tersebut tiga pemimpin besar Jepang yaitu Nobunaga seorang yang berpikiran pragmatis, gegabah, brutal, keras hati, berwatak tegas, bertindak cepat, sementara itu pengantinya, Hedeyoshi berpikiran positif, halus, cerdik, kompleks, inovatif, tidak menyerah kepada keadaaan, berwatak kompromi tapi tegas, bertindak memotivasi, setelah era ini, berkuasa pula Ieasyu berpikiran tenang, berwatak sabar, penuh perhitungan, peragu, suka larut dalam seni, bertindak sesuai kondisi.
Jika ditanyakan kepada mereka bagaiamana seandainya seekor burung berhenti berkicau, maka Nobunaga menjawab “Bunuh saja!”, Hedeyoshi “Buat Mereka Berkicau!” dan Ieasyu “Tunggu!”
Di sekitar kita, tiga frame watak ini selalu ada, selalu wujud dalam keputusan-keputusan mereka kepada orang di seklilingnya, selalu ada orang-orang yang bertindak dan bertingkah seperti Nobunaga, lihat keputusan dan kata-kata mereka yang nyaring keluar seperti “putus, bunuh, buang, tidak bisa pakai, tidak bisa dibina lagi, tidak berguna, anak haram jadah” dan sederet kata-kata putus asa lainnya, berhamburan ke cakrawala dan akhirnya bersemayam di ruang kreasi dan inovasi masyarakat kita.
Lihat juga orang-orang yang berusaha untuk menjalankan mobil yang sudah tua dan mogok agar tetap dapat dikemudikan, mendorong anak yang putus asa untuk tetap bersekolah, memancing pemerintah yang mandeg untuk terus berkreasi, mengungkap tirai birokrasi yang jenuh untuk kembali melayani publik, lihatlah Hideyoshi-Hideyoshi yang terus bergerak untuk menggerakkan benda-benda, mekanisme, orang, sistem yang sudah tidak berselera untuk bergerak dan menjalankan fungsinya, mendesak agar orang-orang yang sudah diliputi amoralitas ke arah yang bermoral dan religius.
Lihatlah apa yang dilakukan Bapak Gubernur Aceh, ia berusaha untuk merekruit birokrat yang akan membuat birokrasi dan pemerintahan kembali berkicau (baca melayani), Bapak Gubernur mengumumkan dan memberi kesempatan kepada siapapun yang memenuhi syarat untuk menggerakkan birorasi dan pemerintahan.
Mana bisa birokrasi ini bergerak jika hanya diandalkan kepada birokrat yang pandai lobby, cari muka dan mementing diri sendiri, tentu harus dicari dan diberikan kesempatan kepada birokrat yang minim lobby dan link tetapi profesional, manajerial dan tahu nama serta dirinya, salut untuk Bapak Irwandi yang sedang berusaha untuk membawa birokrasi ke arah yang profesional.
Lihat pula, Iasyu yang hanya menunggu dan berpangku tangan dan ragu untuk mengubah keadaan, hidup statis, hidup dengan menrimo apa adanya, hidup dengan birokrasi yang memang sudah begitu, mau apalagi, hidup hanya untuk menunggu kematian.
Lihatlah burung-burung kita sekarang berhenti berkicau, lihatlah kemuraman hutan dan ketandusan embun di hutan akibat ilegal loging, rasakan bumi yang semakin panas akibat ulah kita yang melakukan polusi, lihatlah birokrasi kita yang ingin dilayani bukan melayani, lihatlah otoritas kita sudah berhenti berkicau menghibur rakyat, rumah-rumah Allah yang azannya tinggal 1 atau 2 kali dari yang seharusnya 5 kali sehari, banyak sekali media-media publik yang seharusnya berkicau tetapi berhenti berkicau karena para pemeliharaan tidak cukup baik mengerti, memahami mereka.
Apa yang harus dilakukan oleh kita individu ini agar membuat burung-burung di sekitar kita terus berkicau? Birokrasi yang melayani dan kasih kepada rakyat? Agama menjadi hidup dan bersemangat bersama kita? Tentu banyak strategi, taktik dan norma yang harus kita pahami, namun lebih baik kita kerjakan secara individual daripada harus menunggu konsep sistematis.
Apa yang harus anda, saya dan semua kita lakukan? Saya sangat tertarik dengan artikel yang dikirmkan seorang teman dari Jakarta, langkah dalam artikel tersebut dapat saya, saudara dan anda jadikan sebagai sumber inpirasi untuk membuat burung kembali berkicau. Pertama adalah keberanian untuk berinisiatif. Di sinilah letak keunikan utama manusia yang selalu punya ide-ide jenial. Pilkada kemarin yang sukses memilih pemimpin, pelayanan terpadu yang sedang digagas dan dijalankan, deklarasi moratorium ilegal logging, rekruitmen Polsus dan lainnya, semuanya berangkat dari inisiatif.
Dua, tepat waktu adalah bukti kemampuan memanage sesuatu yang paling terbatas di dalam hidup, kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, respek terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan masyarakat.
Tiga, senang melayani dan memberi. Seorang pasti mempunyai kepribadian sebagai pemimpin dan seorang pemimpin adalah pelayan dan pemberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Syukur-syukur kalau ada karma baik sehingga mendapat kebaikan juga dari orang lain. Paling tidak dengan memberi dan melayani, kita sudah menunjukkan kepada dunia betapa berlimpahnya kita. Alam bawah sadar kita akan terus membentuk blue print sukses berdasarkan kemampuan memberi ini.
Empat, membuka diri terlebih dahulu. Pernah Anda bertemu orang yang selalu mau bertanya soal hal-hal pribadi tentang orang lain namun tidak pernah mau membuka diri? Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, yang pasti mereka akan sangat sulit untuk mencapai kesuksesan karena dua hal ini adalah lawan dari unsur-unsur yang membangun sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, sesuatu yang dicari oleh para partner bisnis sejati. (Siapa yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius?)
Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik dengan sesama Teamwork jelas adalah salah satu kunci keberhasilan utama. kita semua perlu membangun network kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses semakin terbuka lebar. Enam, senang mempelajari hal-hal baru. dengan kegemaran mencari hal-hal baru serta langsung mengaplikasikannya, maka dunia semakin terbuka luas. Dunia adalah tempat bermain yang luas dan tidak terbatas. Kuncinya hanya satu: senang belajar dan mencari hal-hal baru.
Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama. Lance Armstrong pernah berkata, "There are two kinds of days: good days and great days." Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Jangan sekali-kali mengeluh, walaupun suatu hari mungkin Anda akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal adalah kesempatan untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana Anda gagal tetap adalah a good day (hari yang baik).
Delapan, berani menanggung resiko. Jelas, tanpa ini tidak ada kesemp atan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day (lihat di atas). So, untuk apa takut? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari kan ?
Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat). Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya.
Sepuluh, "comfortable in their own skin" Alias nyaman dengan diri sendiri tanpa perlu berusaha menut up-nutupi sesuatu maupun supaya tampak "lebih" dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan billionaire yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Saya yakin tidak ada. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain.
Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri. (Sepuluh Unsur Kepribadian Billionaire oleh Jennie S. Bev. Jennie S. Bev adalah konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator berbasis di San Francisco Bay Area..
Apakah Anda seorang yang membuat burung berkicau, Anda mungkin Hideyoshi? atau anda adalah Nobunaga yang telah memutus banyak hubungan kemanusiaan, membenci banyak orang, nyawa orang tak berharga hanya beda agama, idelogi atau tidak menjalankan sebagaimana kemauan Anda? Atau Anda hanya seorang peragu, tidak mau tahu, tak ambil pusing, tidak peduli? Hanya Anda yang bisa menjawab, namun satu hal yang harus saudara ingat bahwa burung sudah berhenti berkicau dan mereka menunggu uluran tangan Saudara untuk kembali berkicau. (Penulis tinggal di Meulaboh)

Sort:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://www.acehtrend.co/mengubah-visi-absurd-menjadi-realita-kemajuan/

Halo, hai @teukudadek.. Selamat join di Steemit! Senang melihat anda ngumpul.. sudah diupvote.. *-)