Ketika Teungku Berpolitik

in #aceh7 years ago

Ketika teungku berpolitik
Tampa kita sadari tahun 2019 segera akan datang di hadapan kita, dengan demikian berarti pesta Demokrasi akan segera terjadi di seluruh indonesia umumnya dan di Nanggroe aceh Darussalam khususnya.
Pesta demokrasi di aceh kiranya akan tampil meriah lagi dengan lahirnya parlok – parlok yang siap bersaing dengan partai nasional lain yang siap mengusung dan mengutus calon legeslatif terbaiknya ke ketingkat atas.Pasca penandatanganan MOU di Heslinki dan Tsunami yang menimpa Aceh 2004 lalu,kiranya masyarakat Aceh sudah terbuka pintu lebar untuk menentukan masa depan daerah serambi mekkah dengan di izinkannya membentuk parlok-parlok yang akan ambil alih dalam pemilu 2019.Kesempatan ini kiranya akan menjadi peluang yang sangat besar bagi masyarakat aceh tidak kecuali para mantan elit GAM, Ulama dan Teungku, masyarakat biasa, para aktifis mahasiswa dan para tokoh pemerintahan sendiri yang rela mengundurkan diri dari beberapa jabatan hanya karena ingin jadi caleg.
Jelas terlihat semua parlok – parlok sangat gigih dengan semangat yang menyala-nyala di antara lain seperti PA ( Partai Aceh),PNA (Partai Nasional Aceh) dan PDA (PD Aceh) yang di ketuai langsung oleh salah seorang pimpinan pesantren salafy yang terkemuka di aceh saat ini, tampak jelas bahwa aceh kedepan ingin melakukan suatu perobahan yang sangat luar biasa dengan terlihanya para ulama dan teungku ambil bagian dan terjun langsung ke dalam partai politik 2019 mendatang.
Namun di balik itu semua dengan ke ikut sertaan para ulama dan teungku dalam partai politik 2019 ini, desas desus di masyarakat kian banyak dan kian meningkan dengan berbagai pertanyaan dan barometer yang berbeda. Banyak terdengar ‘Nah,,,ini baru para pimimpin”dan kerap juga tersirat”Wah..Menyoe Ulama ngoen teungku kageumeun politiek nyo hana le sang…!!! Pajan geupeugot dayah…? pajan geuseumeubeut..?” dan masih banyak tanggapan masyarakat tentang hal ini..
Menyinggung dengan berkembangnya hal ini penulis rasa kita perlu melihat dan memahami apa sebenarnya politik itu, dan sesuaikah para teungku dan ulama berpolitik?
Kata politik dasarnya terambil dari bahasa Yunani atau bahasa latin yaitu Politicos atau politicus yang berarti relating to citizen. Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan kata politik sebagai ‘segala urusan dan tindakan (Kebijaksanaan,siasat,dan sebagainya ) mengenai pemerintahan Negara atau terhadap Negara lain.Juga dalam arti “ kebijakan “cara bertindak (dalam menghadapi atau mengenai sesuatu masalah). Dalam kamus bahasa arab modern kata politik biasanya di terjemahkan dengan kata “siasah” kata ini terambil dari akar sasa-yasusu yang bisa di katakan artinya dengan mengemudi, mengendalikan mengurus dan juga ada beberapa makna lain.
Dari beberapa pengertian di atas dekat pengertiannya politik adalah berbagai cara untuk mengurus, mengendalikan semua masalah, baik terhadap agama dan Negara. Oleh karena itu kehadiran seorang figur ulama yang tau tentang agama sangatlah penting dalam membangun suatu daerah, lebih – lebih lagi di aceh yang merupakan satu – satunya daerah yang melaksanakan syariat islam secara kaffah. Perlu kita garis bawahi bahwa rencana ini akan fatal bila para legeslatif dan para pemimpin kurang tau tentang syariat itu sendiri.
Tugas tugas penguasa
Mereka yang mendapatkan anugrah “menguasai wilayah “diberikan tugas yang di antara lain Allah menyebutkaNya dalam QS Al-Hajj Ayat 41:
“Orang – orang yang kami kukuhkan kedudukan mereka di muka bumi,mereka mendirikan shala,menunaikan zakat,memerintahkan pada yang makruf dan mencegah segala yang mungkardan kepada Allahlah kesudahan segala urusan QS Al Hajj 41.
M.Quraish Shihab, dalam tafsir tematiknya Wawasan Alquran,menjelaskan bahwa kata “ mendirikan shalat”dalam ayat di atas adalah lambang hubungan baik dengan Allah,”Menunaikan zakat” adalah lambang dari perhatian yang di tujukan pada masyarakat lemah,”Amar ma’ruf” adalah mencakup segala macam kebijakan,adat istiadat dan budaya yang sejalan dengan nilai- nilai agama sedangkan Nahi mungkar adlaha lawan dari ma’ruf.
Dalam uraian di atas terlihat bahwa agama dan Negara tidak bisa di pisahkan dan sudah harus menyatu untuk mencapai suatu tujuan yang mulia. Bukan hanya itu dalam sejarah juga menginformasikan dengan jelas bahwa Rasullah presiden yang sangat arif adil dan bijaksana pengurus segala urusan Negara dan agama,tidak sekit yang dating dan terjun ke medan perang langsung sehingga ada yang menyebabkan beliau terluka,ini membuktikan bahwa Rasul bukan hanya berceramah saja, tidak hanya memberiakan siraman rohani tapi beliau seorang yang berpolitik yang sangat bagus sehingga dalam waktu yang relatif singkat beliau berhasil membawa islam di atas permukaan bumi. Kegiatan senada juga terlihat pada para khulafaurrasyidin sebagai penerus dari Rasul juga demikian yang mengatur ketahtanan Negara dengan sangat baik, bukan kah mereka orang yang tau agama..? bahkan lebih! Dalam artinya Negara akan menjadi makmur bila di duduki oleh Orang – orang yang berahklak mulia dan tau hablum minallah wahablum minannas.

poster jalan.jpg

Sort:  

nyan ka mantap that teungku @ahmadliza sudah vote ya :D

hai menye mantap nejok vote sinek, hehhee

Congratulations @ahmadliza! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

Click here to view your Board

Support SteemitBoard's project! Vote for its witness and get one more award!

Congratulations @ahmadliza! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 2 years!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!