Almost every day, this place is never empty. Customers can also find waiters who look busy to serve buyer from a table to another.
Berbagai menu khas, ada ayam kampung goreng, kari bebek dan tentu saja engkot paya yang paling disukai pengunjung
Occasionally smelled savory aroma from behind the kitchen that manned by several women which is located behind the main hall.
Also read: Berfoto dengan Berbagai Gaya di Depan Masjid Raya Baiturrahman, Foto Gadis Ini Paling Gokil
From behind the kitchen, ayam kampung goreng, fresh water fish (eungkot paya) and duck curry (kari bebek) to kuah beulangong, and so on are served for customers.
"Actually, this rice stall has been existed before tsunami, around 2004. We used to sell at street stalls around Simpang Lambaro, Aceh Besar," said Darmawan while wiping sweat with a small towel around his neck. When I talked to him, he was frying chicken in a large cauldron.
Darmawan saat ditemui penulis di warung yang dikelola bersama keluarga besarnya
"The name of this place as actually taken from my father's name, Abdullah, who often is called Bang Gam," he said.
Currently, the name of Warung Nasi Bang Gam has been well known throughout the town, and becomes one of many culinary stalls in Aceh Besar that successfully attract customers.
It seems like eveybody knows this place, eventhough for official figures and lovers of Aceh special cuisine.
Also read: Ingin Merasakan Sensasi Mandi Uap? Anda Bisa Mencobanya di Taman Wisata Ie Suum
From Simpang Lambaro, it can be reached about 20 minutes by vehicles. Customers will arrive at a semi-permanent building which is located on Jalan Kayee Leu, Simpang Tiga, Ingin Jaya Sub-district, Aceh Besar.
Warung Bang Gam in Kayee Leu Aceh Besar has its own uniqueness. Customers can sit on a place made from woods that its roof made from rumbia leaves.
Breezy breeze from the expanse of rice fields make the atmosphere feels like a cool countryside.
Suasana santai tampak dari pengungjung yang sedang menunggu pesanan
Besides a unique place, Warung Bang Gam was also famous for its distinctive menu. There are three main menu offered.
They are ayam goreng kampong, eungkot paya (fresh water fish) and curry duck and some other menu. Everything is blended with typical flavor of Aceh Rayeuk rich in taste and spice.
For culinary lovers, eungkot paya curry in this place has its own place in their heart.
"It tastes different from other places which offer Aceh special cuisine as well," said Suhardi, a customer I met.[*]
Cerita Sukses di Balik Kari Engkot Paya, Kuliner Khas Aceh Besar yang Paling Dicari
Gerai lesehan di warung nasi Bang Gam. Sederhana namun cukup dikenal publik
Hampir setiap hari, warung ini tidak pernah sepi. Pengunjung juga bakal menjumpai para pelayan yang tampak sibuk, mondar-mandir dari satu meja ke meja yang lain.
Sesekali tercium aroma gurih dari balik dapur yang diawaki sejumlah perempuan. Letaknya di belakang ruang utama.
Dari balik dapur ini, ayam kampung goreng, gulai eungkot paya (ikan air tawar), dan kari bebek hingga kuah beulangong diracik, dan seterusnya tersaji di meja pengunjung.
“Sebetulnya warung nasi ini sudah ada sebelum tsunami, sekitar tahun 2004. Dulu kami berjualan di warung kaki lima di seputaran Simpang Lambaro, Aceh Besar,” tutur Darmawan sambil mengusap peluh di wajahnya dengan handuk kecil.
Satu paket menu seperti ini harganya sangat terjangkau sekitar Rp 150 ribu, bisa buat makan sekeluarga kecil
Saat saya berbicara dengannya, ia sedang menggoreng ayam kampung dalam sebuah kuali besar di depannya.
“Nama warung ini sebetulnya diambil dari nama ayah saya, Abdullah. Tapi sering dipanggil Bang Gam,” tuturnya.
Baca juga: Selayang Pandang Jejak Sejarah Banda Aceh, Si Kota Tua yang Toleran dan Religius
Saat ini nama Warung Nasi Bang Gam sudah kesohor ke seantero wilayah, dan menjadi satu di antara banyak warung kuliner di Aceh Besar yang sukses menggaet pelanggan.
Rasanya tidak ada para pejabat dan pencinta kuliner masakan khas Aceh yang tidak mengenalnya.
Dari Simpang Lambaro, hanya butuh waktu sekitar 20 menit perjalanan. Pengunjung akan tiba di sebuah bangunan semi permanen, atau persisnya terletak di Jalan Kayee Leu, Simpang Tiga, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar.
Suasana di depan halaman utama warung
Warung Bang Gam di Kayee Leu Aceh Besar punya satu keunikan tersendiri. Pengunjung bisa duduk lesehan di tempat yang terbuat dari kayu dan atapnya dari daun rumbia.
Semilir angin sepoi-sepoi dari hamparan persawahan membuat suasana gerai terasa seperti alam pedesaan yang sejuk.
Selain menawarkan tempat yang unik, Warung Bang Gam ternyata juga terkenal dengan ciri khas menu kulinernya yang menggugah selera.
Gerai yang tampak sederhana, tapi terasa nyaman dengan angin sepoi-sepoi dari persawahan
Ada tiga menu utama yang ditawarkan. Yakni ayam kampung goreng, eungkot paya (ikan air tawar) dan kari bebek ditambah beberapa menu lainnya.
Semuanya diracik dengan bumbu khas Aceh Rayeuk yang kaya akan rasa dan rempah.
Bagi para pecinta kuliner, gulai eungkot paya di warung ini mendapat tempat tersendiri di hati mereka.
"Rasanya memang berbeda dari tempat lain, khas masakan Aceh Besar," ujar Suhardi, seorang pengunjung yang saya temui.[*]
Baca juga
Congratulations @ansaridaily! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got a First Reply
Award for the number of upvotes
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
Thank you so much...i will learn more as well...