Mataku tak berhenti memandangnya. memang benar-benar ganteng. tapi sayanganya dia hanya sebagai pendamping penceramahnya. padahal aku ingin mendengar ceramahnya juga. kira2 ceramahnya seganteng wajahnya tidak ya. hehehehe
" Auww." Tiba2 ana menjewer telingaku.
" Apa2an sih?"
" Mata jangan jelalatan."
" Ganteng." Kataku dengan centil.
"Hush, malu tau. "
Aku mengepalkan tanganku didada. menatap ustadz ganteng itu mulai dari saat dia keluar dari masjid hingga kepekarangan. hanya kepalaku yg berputar bagaikan putaran menrcusuar yang mencahayai lautan .
" Gantengnya." Ujarku tanpa sadar.
" aduh, duh, duh." Anna menarik telingaku lagi." Yuk pulang."
" Iya, ya. Nggak bisa lihat orang senang aja." gerutuku.
" Anna, kapan ada pengajian lagi?"
" Ntar aku kabari kalau ada."
" Ustadz ganteng itu datang lagi nggak?"
" Hmmmm, giliran yg ganteng, cepat bngt responnya. nah, giliran disuruh ini disuruh itu, lambatnya minta ampun."
" Yeeee, Rezeki jangan ditolak bu."
" Hmmm. By the way koq Tumben y?",
" Tumben apanya?"
"Tumben jam2 segini dirimu belum ngorok?."
Bibir aku menjadi sewot " Muji atau menghina ni???"
Lalu Anna menertawai aku.
Home sweet home, tiada yang lebih nyaman dari rumah sendiri. apalagi dikamar, tempat privasi yg paling aman. dan my tempat tidurku, yg paling empuk jika berbaring diatasnya. i miss u tempat tdrku. Whooaammm,.Ngantuk.
" Elaaaaa". My mom memanggil diriku." Iya, mak." sahutku dari kamar.
" Jangan lupa cuci piring nanti."
" Iya, mak"
" Jangan iya, iya."
" Iya, mak."
" Setiap hari bilangnya iya, iya. nanti nggak mau dikerjain."
" Iya mak"
" Mamak mau pergi ke pesta nikah sama bapak ya."
" Iya, mak."
" Jangan lupa tu."
" Iya, mak."
" Mamak pergi dulu."
" Iya, mak."
beberapa detik kemudian. Zzzzzzzzzz,............
to be continue,............
Author: SKY GIE (AR)