![Kampung Halaman.jpeg]()
Sudah menjadi tradisi orang Aceh bahwa ketika menjelang Ramadhan (biasanya dua hari sebelumnya) akan di adakannya meugang atau makmeugang. Yaitu tradisi makan bersama sekeluarga besar. Inilah kebiasaan masyarakat Aceh yaitu harus makan daging ketika hari megang tersebut. Semua anggota keluarga yang berada jauh akan pulang ke kampung halaman demi menjaga ukhuwah silaturahmi antar sesama keluarga. Hari megang dilakukan atas bentuk syukur akan datangnya bulan Ramadhan yang penuh keberkahan dan pengampunan. Hari megang juga biasanya dimanfaatkan sebagai hari untuk berekreasi ketempat wisata atau lainnya. Hal ini sudah sewajarnya mengingat setiap orang bekerja dan pada hari itulah orang melepaskan penat dan berkumpul bersama keluarga.
Namun apa jadinya jika salah satu anggota keluarga tidak bisa pulang dikarenakan sesuatu dan lain hal. Tentu kita akan merasa sedih bukan. Kampung halaman yang jauh dan keterbatasan biaya dan waktu membuat sebagian orang tetap di perantauan nya. Mahasiswa dan mahasiswi yang sedang kuliah misalnya, mereka semua tidak bisa pulang dikarenakan tidak adanya waktu libur dan kampung halaman yang jauh.
Akan tetapi apakah dengan keadaan demikian kita hanya bisa bersedih? Tentu tidak dong. Memang seperti ini diperantauan, sedih sedih dahulu maka akan senang kemudian. Demikian dari pada itu banyak dari pada mahasiswa atau orang orang yang tidak bisa pulang megang membuat sebuah meme atau semacamnya agar hati terhibur dan menjadi kesenangan tersendiri bagi para pembuatnya (Menampakkan kesenangan untuk menutup kesedihan). Seperti muncul kata kata seperti ini "Mau pulang kekampung halaman, tapi tak tau halaman berapa". Dan ada juga ungkapan dalam bahasa Aceh seperti "uroe get buleun get, leumang Mak peuget meuteume rasa" (hari baik, bulan baik, lemang yang dibuatkan oleh ibu, bisa di nikmati). Ungkapan barusan pertanda bahwa seseorang tersebut mendapatkan kiriman dari orang tua berupa lemang dan lain sebagainya. Sungguh lucu bukan? Yah memang seperti itu yang terjadi untuk menghilangkan rasa sedih maka dibuatlah ungkapan yang demikian.
Namun juga ada sebagian orang yang mengungkapkan kesedihan mereka baik melalui media sosial ataupun lainya. Hal ini sudah wajar dikarenakan tidak bisa berkumpul bersama keluarga tercinta. Seperti muncul beberapa kiriman video di aplikasi chat, yaitu syair dalam berbahasa Aceh "dimak that rindu, keu Aneuk Agam, karap makmeugang hana troh teuka" (ibu sungguh rindu, kepada anak laki laki. Sudah hampir megang tidak terlihat rupa). Video tersebut menjadi viral di media social hampir semua orang yang tidak bisa pulang ke kampung halaman mengunggah video tersebut. Sehingga dalam waktu bersamaan story snap di media social berubah menjadi syair yang sedih tersebut. Begitulah kiranya orang yang mengungkapkan kesedihan mereka.
Dibalik semua itu dapat kita pahami bahwa tradisi megang di Aceh merupakan sebuah tradisi yang sangat melekat erat pada masyarakat Aceh. Menjadi kesenangan sendiri dapat berkumpul bersama ketika megang dan menjadi kesedihan tersendiri bagi orang yang tak dapat bersama keluarga. Oleh karena itu kita baik yang bisa megang bersama keluarga maupun yang tidak bisa tetap harus bisa bersyukur mengingat tradisi ini sebenarnya dimaknai sebagai rasa bentuk syukur terhadap datangnya bulan Ramadhan. Selamat megang dan selamat menjalankan ibadah puasa. Tetap semangat yaah!
Congratulations @asrulmahfud! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Do not miss the last post from @steemitboard:
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!