Pada masa lampau di Aceh terkenal banyak jenis makhluk gaib jadi-jadian. Makhluk supranatural yang gemar sekali menakuti serta menggoda manusia. Ada beberapa jenis yang masih saya ingat, diantaranya adalah: Genteut, burong, burong punjot, jen apui, baluem bili, burong tujoh, sane, tuleueng dong, bujang itam dan jen pari. Semua nama yang saya sebut barusan adalah nama makhluk mitologi yang dikenal oleh orang Aceh. Semuanya hadir dalam imajinasi tentang ketakutan orang Aceh dalam berbagai rupa yang berbeda.
Geunteut
Makhluk ini suka sekali menculik manusia. Ia memiliki tubuh yang sangat tinggi. Konon karena ketinggiannya itu, ia bisa melangkahi sungai yang lebar hanya dengan satu langkah saja. Rumpun bambu pun ia anggap perdu rumput karena tinggi rumpun bambu tidak lebih selututnya. Ia suka berkeliaran pada saat saman limong, yaitu saat peralihan antara senja dan gelap. Geunteut termasuk makhluk yang sangat menyukai kegelapan. Dulu saat Aceh belum terjangkau listrik, rumor tentang penampakan geunteut sering viral ditengah masyarakat. Akhir-akhir ini saat listrik sudah menerangi seluruh wilayah Aceh, geunteut sudah jarang pula beranjangsana dengan manusia.
Burong
Ini adalah makhluk supranatural yang paling usil. Ia berwujud manusia perempuan. Menampakan diri sambil tertawa melengking adalah kegemarannya. Kalau sedang tak ada yang melihat ia akan terisak-isak ditengah semak. Sampai ada yang tanpa sengaja melihat maka iapun tertawa sejadi-jadinya. Burong ini adalah hantu penghuni kuburan. Kabarnya ia adalah perwujudan iblis pengganggu manusia yang membentuk wujudnya dalam rupa perempuan yang meninggal akibat melahirkan atau disebut sebagai kuntilanak dalam bahasa Indonesia. Ada juga burong yang lain, yaitu ketika ada orang yang mengalami kematian berdarah dan tidak wajar, iblis akan datang menjilati darahnya lalu mewujudkan dirinya dalam rupa orang mati tersebut.
Burong punjot
Makhluk ini bahasa Indonesianya adalah Pocong. Yaitu hantu yang berwujud mayat hidup dan mengenakan kain kafan. Termasuk dalam golongan hantu kuburan. Ia sering terlihat pada malam hari sedang asyik berjingkrak-jingkrak ditengah pemakaman. Jika ia sedang menyapa seorang manusia, suaranya terdengar sengau karena hidungnya tersumbat gumpalan kapas. Burong punjot kabarnya adalah jin yang datang akibat kelalaian manusia yang lupa membuka ikatan kain kafan saat menguburkan jenazah.
Jen apui
Jenis hantu ini kurang terkenal sebab ia adalah hantu penghuni rimba dan semak belukar. Ia suka menampakan diri dalam wujud nyala api yang berkeliaran ditengah sawah atau lapangan luas. Konon jen apui ini terkadang muncul dalam kelapa bolong bekas dimakan tupai. Meskipun penampilannya tidaklah seram tetapi ia bisa menjadi makhluk yang berbahaya sebab ia terkadang akan menyemburkan api kepada manusia yang mendekatinya.
Baluem bili
Baluem bili adalah hantu sungai. Ia suka menghuni muara dan lubuk sungai yang dalam serta angker. Ia suka menghisap darah manusia yang lalai dan lengah saat sedang berada di sungai. Karena itu di Aceh sangat dilarang berenang pada saat tengah hari di tempat-tempat yang ditengarai dihuni baluem bili. Bentuk baluem bili ini seperti kelambu yang melayang didalam air sungai, terkadang ia berbentuk tikar pandan yang terhampar di permukaan air. Ketika ia menemukan korban maka serta merta tubuhnya akan menggulung korbannya. Ia akan menggulung manusia malang tersebut selama beberapa jam sampai korbannya kehabisan darah. Setelahnya korban akan timbul kembali dipermukaan sungai tidak jauh dari tempat ia tenggelam dan dimangsa oleh baluem bili.
Burong tujoh
Ini adalah sekelompok berjumlah tujuh jin jahat yang bekerja merasuki manusia bahkan membuatnya mengalami sakit yang luar biasa. Tergolong dalam jenis makhluk yang jahat itu sebabnya ia merupakan peliharaan favorit para tukang tenung di Aceh. Orang yang dirasuki burong tujoh akan kesurupan dan harus ditangkai oleh seorang ahli untuk mengeluarkan mereka dari tubuh korbannya.
Sane
Ini juga kurang terkenal di Aceh. Ia hidup dalam rawa dan sungai yang airnya tidak mengalir. Sane ini biasanya menghuni pohon kayu besar yang tumbang dan mengapung dipermukaan rawa. Meskipun tidak menampakan dirinya kehadapan manusia sane ini suka memukul orang yang tidak sengaja memasuki wilayah kekuasaanya. Akibat dari pukulan sane ini akan berakibat fatal dan sangat menyakitkan. Pukulan yang ringan bisa membuat sakit gatal-gatal dan pada pukulan yang berat akan membuat korbannya merasakan tulangnya seakan ada yang menggigit dan tertusuk ribuan jarum.
Tuleueng dong
Tuleueng dong adalah hantu kerangka manusia. Ia suka menghadang manusia yang sedang melintasi jalanan yang sepi. Tulang belulang utuh seorang manusia yang diperankan oleh hantu ini akan bercahaya saat gelap sehingga terlihat jelas dalam jarak sekian meter dari korbannya. Selain sifatnya yang usil dan pengganggu ini, tuleueng dong tidak suka mencelakai dan menyakiti manusia.
Bujang itam
Orang Jawa menyebutnya Genderuwo. Berwujud lelaki besar berbulu lebat. Rambutnya gondrong dan awut-awutan. Bola matanya merah bagai nyala api dan taringnya runcing serta besar. Ia suka muncul tiba-tiba ditengah pemukiman penduduk untuk menakuti manusia.
Jen pari
Yang terakhir adalah Jen pari. Merupakan jin yang paling kejam dan menakutkan. Ia menghuni gua batu di tengah belantara. Menghuni pulau terpencil ditengah lautan. Ia juga suka muncul menampakan diri dipantai yang sepi saat tengah malam. Para dukun suka memanfaatkan jen pari ini untuk merekrut makhluk gaib yang akan dipekerjakan pada sang dukun.
Demikianlah kurang lebih sepuluh jenis hantu atau makhluk mitologi yang dipercaya oleh etnis Aceh. Pada masa lalu ke sepuluh makhluk ini ditakuti oleh orang Aceh. Kemajuan yang berlangsung di Aceh hingga hari ini telah membuat makhluk ini terpinggirkan serta semakin terlupakan ditengah masyarakat Aceh.
Sumber gambar: dreamstime.com
Thank you for taking part in this months #culturevulture challenge. Good Luck.