KEMARIN, MINGGU 07-01-2017
Bukan hari libur buat saya, karena sebuah pekerjaan yang harus saya selesaikan di Aceh Utara. Saya harus menjumpai beberapa orang untuk diwawancarai.
Saat tiba di desa yang saya tuju, Saya berhenti di sebuah pondok batu bata dipinggiran jalan Nasional.
Saya menjumpai Nenek tua untuk menanyakan alamat rumah.
Tetapi karena aktivitas sedang bekerja, saya malah lebih tertarik dengan pekerjaan si nenek ini.
Tujuan ke rumah tujuan saya tunda sebentar.
Usianya sudah 65 tahun tetapi masih begitu semangat.
Perempuan tua bernama Nafsah tersebut tampak begitu cekatan dengan aktivitasnya. Dibantu anak perempuannya, ia menghabiskan waktu sepanjang hari di pondok batu bata milik tetangganya di desa Lancang Barat, kecamatan Dewantara, Aceh Utara
.
Akhirnya setelah ia memberitahukan alamat rumah kades yang saya cari, saya sempat mengobrol sekitar 10 menit dengannya.
Saya menanyakan berapa banyak batu bata yang bisa dikerjakannya perhari.
Janda kurng mampu ini menjawab bahwa ia dan putrinya bisa menyelesaikan 800 hingga 1.000 biji batu bata.
Itupun kalo memang tanah liatnya sudah tersedia.
Sedangkan untuk upah, ia dibayar Rp 5 perbiji, dan untuk 1000 biji ia menerima upah sebesar Rp50.000.
Nek Nafsah berujar kalau uang dari hasil pekerjaannya itu ia belikan beras.
Setelah belanja kebutuhan rumah, baru kemudian ia membagikan sisa uangnya dengan Rosdiana, putrinya.
Nek Nafsah tidak berharap banyak dari bekerja membuat batu bata, ia hanya ingin bisa tetap makan.
Yang membuat saya terharu, ia sempat berujar meskipun dicukup cukupkan, saat ia meninggal nantinya, ia tidak mau meninggalkan hutang untuk keluarga.
Inilah yang membuatnya tetap semangat bekerja di usianya yang telah senja.
Semoga Allah memberikan kesehatan dan rejeki yang lebih baik untuk Nek Nafsah, Amiiin..
Salam steemian!