Jakarta - PKB berbicara soal rencana poros ketiga Pilpres 2019. Dalam skenario ini, PKB mengusulkan bila Jendral Gatot Nurmantyo berada di Partai Demokrat.
Hal ini menjadi suatu kewaspadaan kepada Jokowi yakni munculnya poros baru, seandainya Jokowi tetap menggandeng nasionalis sekuler sebagai wakilnya, dan kemudian Prabowo menggandeng wakil yang salah, kemudian Demokrat mengusung Gatot dan menggandeng wakilnya nasionalis religius, maka jalan bagi Jendral Gatot terbuka lebar.
Menurut PKB, Gatot merupakan mantan ajudan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sehingga memiliki komunikasi yang baik. Ia mengatakan dengan mengusung Gatot, maka SBY tidak dapat mengusung putranya, yaitu Ketua Kogasma PD Agus Harimurti Yudhoyono.
Lalu mengapa harus Gatot? "Sebenarnya sederhana, Gatot mantan ajudannya SBY, komunikasi bagus. Tentu Pak SBY harus puasa dulu lima tahun kepada putranya dorong Pak Gatot sebagai capres," kata Lukman.
Lukman juga menuturkan AHY belum dapat diusungkan menjadi calon presiden. Hal ini dikarenakan AHY dinilai belum memenuhi kriteria sebagai presiden.
"Dan kenapa bukan AHY meski elektabilitasnya tinggi? Pertama Pak AHY belum dewasa, dia harus latihan dulu sebagai negarawan, calon presiden harus negarawan. Kedua logistiknya masih logistik bapak, masih dari kantong bapak. Ketiga jejaring juga jejaring bapak, tidak bisa, harus jejaring sendiri sehingga kemudian bisa dipercaya untuk jadi presiden, kalau wapres okelah," tutur Lukman.
Dan nantinya bila Demokrat mengusung Gatot dan mendapatkan wakil yang religius, maka akan terjadi persaingan ketat dalam Pilpres 2019.
"Oleh sebab itu bila poros ketiga jadi dengan usung Gatot sebagai capres dan wakilnya nasionalis religius akan menjadi persaingan ketat, sehingg kita tidak bisa menghitung siapa presiden selanjutnya," ujar Lukman.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://news.detik.com/berita/3945618/pkb-lempar-gatot-nurmantyo-ke-demokrat