Rohingya tidaklah asing bagi masyarakat Aceh. Tahun 2015, mereka tiba di pesisir Aceh Utara. Terdampar dan kalut, ratusan Rohingya mencoba mencari suaka di Aceh. Kini, ketika mengetahui penganiayaan terhadap Rohingya kembali terjadi, sebagian besar warga Aceh kembali berduka. Lebih dari 2 (dua) miliar rupiah terhimpun, untuk didistribusikan melalui sejumlah program kemanusiaan ACT untuk Rohingya di Bangladesh.
"Awal Februari ini, saya juga berkesempatan mendampingi Ketua SAUR sekaligus Wakil Ketua MUI Aceh, Tgk. H. Faisal Ali, mengunjungi lokasi hunian sementara (ICS) dan beberapa wilayah implementasi program kemanusiaan ACT lainnya di Cox’s Bazar, Bangladesh." jelas Husaini Ismail, Kepala Cabang ACT Aceh.
Setelah berkunjung ke gudang dan klinik ACT, mereka masuk ke Kamp Kutupalong untuk meninjau shelter yang dibangun ACT dari dana sumbangan masyarakat Aceh. Masih dalam kawasan kamp, mereka juga mengunjungi mesjid yang dibangun ACT serta madrasah tempat anak-anak belajar dan menghafal Alquran.
"Secara keseluruhan kondisi kamp masih jauh dari kata layak. Segala hal baik sanitasi, kebersihan air dan udara masih jauh dari standar tempat tinggal yang manusiawi. Di tengah kondisi seperti itu, semangat mereka untuk menghafal Alquran patut diancungi jempol." tutup Husaini.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://act.id/news/detail/aceh-cox-s-bazar-sebuah-perjalanan-kemanusiaan