BAB 48 ISLAM JAWA DAN ISLAM ACEH

in #aceh6 years ago

BAB 48 ISLAM JAWA DAN ISLAM ACEH

Pada bab ini, penulis (Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad) telah mengupas persoalan ini dalam beberapa tulisan yang mengenai persoalan agama dan politik.  Dan beliau juga mencoba memahami konteks keberislaman orang Jawa dan Aceh dengan piramid kesadaran beragama yang telah dikupas dalam penelitian disertai doktoral. (hal 1356)

peta-kerajaan-aceh-dulu.jpg Sumber foto : abulyatama.ac.id
Untuk lebih memahami, kita perlu tau bagaiamana berislamnya orang Jawa dan Aceh ? Penulis menyebutkan 2 konsep mengenai Islam. Bagi orang Jawa, sebagaimana terdapat dalam Serat Darmagandul, ketika menganut agama Islam mereka menyebutkan seperti “tukar baju”. Di sini persepsi Islam sebagai baju, yang artinya apapun masih boleh “diteruskan” sejauh itu sudah ganti baju. Salin baju agama ini terkadang tidak diikuti oleh salin hati dan salin pikiran yang sesuai dengan pola din-millah-shari’ah-haqiqat-ma’rifah. Dalam pandangan orang Jawa, agama itu alat, nukan tujuan. (hal 1359)
Jika orang Jawa menyebut beragaa Islam dengan kata salin (ganti), maka orang Aceh menyebutnya dengan istilah tamong Islam (masuk Islam). Di sini persepsi yang dibangun adalah Islam seperti sebuah bangunan, dimana dia menjadi tempat berteduh atau bisa menjadi tempat tinggal selamanya. Karena proses salin atau tamong memiliki implikasi yang berbeda-beda pula . Ada pandangan yang mengatakan bahwa proses islamisasi di Jawa bermula dari kelompok ksatriya (raja), sedangkan menurut proses islamisasi di Aceh bermula di kalangan rakyat biasa.
Proses islamisasi di Jawa sebenarnya bukan atas kesadaran sendiri, melainkan karena ada persoalan keluarga dan kekuasaan yaitu mengenai keberadaan Putri Tjampa. Adapun di Aceh, proses tertinggi daripada isu tamong islam sama dengan diskusi di dalam kitab Hidayat Jati yaitu paham yang terkandung di dalam ilmu terekat atau yang gtrekenal yakni kontroversi pemikiran Hamzah Fansuri. (hal: 1360)