Selamat Pagi Steemians...
Minggu lalu kebetulan saya melewati jalanan di sekitar pasar kota Lhokseumawe. Surprised juga melihat sampah berserakan di mana2. Lalu saya melihat tukang sapu mulai bersih-bersih. Beberapa gerobak sampah berdatangan. Ingin saya foto pemandangan itu, tapi sayangnya gak keburu.
Pemandangan kalo ke parkiran pasar Inpres pagi2 juga sama. Jauh sebelum pasar buka, tukang sapu harus membersihkan sampah2 yg berserakan di parkiran, karena banyak sekali yg membuang botol plastik atau wadah makanan sembarangan.
Itu yg selalu bikin saya heran..
Apa yg ada di pikiran orang2 yg buang sampah seenaknya itu?
Apa susahnya mencari tempat sampah atau menyimpan sampahnya sampai mereka menemukan tempat sampah?
Siapa yg mereka harapkan akan memunguti dan membersihkan sampah2 mereka ?
Kalo bertanggungjawab terhadap sampahnya sendiri saja gak bisa, susah mengharapkan orang2 itu bisa bertanggungjawab dalam perkara2 yg lebih besar.
And sadly, most Acehnese are like that.
Note : maaf jadi tempat curhat
Salaam
Sampah masyarakat atau sampah dari masyarakat...hehehehe.
Edukasi pengelohan sampah harus disampaikan dan diterapkan oleh masyarakat.
Wilayah kota Lhokseumawe sudah tersedia Bank Sampah, lokasi kantor nya di kemukiman menasah mesjid.
Masyarakat bisa menukar sampah dengan pulsa listrik, pulsa telpon, beras dan lainnya.
Mari mengelola sampah menjadi penghasilan tambahan.
Iya, karena sampah adalah tanggung jawab kita semua. Bukan cuma bapak2 pengangkut sampah...
Orang kita masih belummemahami pentingnya kebersihan.. jd suka membuang sampah sembarangan.
Iya kak.. Kayaknya tong sampah kita seluas bumi ya. Bisa buang dimana aja