Mendengar kata Cut Nyak Dhien tentu sudah tak asing lagi bagi kita, beliau adalah seorang pejuang wanita yang berasal dari Aceh dan sangat gigih dalam menghadapi menjajah Belanda. Wanita yang menerusakan perjuangan sang suami Teuku Umar ini dilahirkan di Aceh pada tahun 1848. Beliau berasal dari kalangan bangsawan yang taat beragama. Sejak kecil Cut Nyak Dhien sudah memperoleh pendidikan yang cukup di bidang Agama. Sehingga beliau memiliki semangat dan keyakinan yang kuat dalam menghadapi tentara Belanda.
Untuk lebih mengenal beliau, tentu tak salah jika kita mengunjungi kediaman beliau yang berada di Aceh. Rumah beliau berada di desa Lampisang, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar. Tepatnya di jalan Cut Nyak Dhien yang merupakan jalan yang menghubungkan kota Banda Aceh dengan kawasan pantai barat Aceh, dengan jarak tempuh sekitar 15 menit dari pusat kota Banda Aceh.
Rumah ini sejatinya dibangun oleh pihak Belanda untuk Teuku Umar karena pada saat itu Teuku Umar mau untuk bekerja sama dengan Belanda. Hal ini sempat menimbulkan gejolak dikalangan para pejuang yang menganggap Teuku Umar telah berkhianat dan menjadi kaki tangan Belanda. Belakangan taktik ini digunakan oleh Teuku Umar agar dapat mengakses persenjataan milik Belanda untuk kemudian dibagikan kepada pejuang Aceh. Hal ini membuat pihak Belanda sangat marah, dan dibakar hangus rumah beliau pada tahun 1896.
Rumah yang sekarang adalah hasil replika yang dibangun kembali oleh depdikbud dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Fuad Hasan pada tahun 1987. Rumah dengan bentuk khas adat aceh ini berukuran 25 X 17 meter dengan memiliki 65 pilar kayu.
Seperti rumah adat aceh pada umumnya, rumah ini memiliki pintu depan yang sempit sehingga kita harus sedikit menunduk untuk masuk kedalamnya. Namun begitu sampai di dalam, rumah ini teras amat luas dan sejuk. Didalam rumah ini juga dipamerkan berbagai macam foto-foto perjuangan rakyat Aceh dalam merebut kemerdekaan. Sedikit membedakan rumah ini dari rumah Aceh lainnya adalah bagian sumur, dirumah ini sumur dibuat sangat tinggi dengan bibir sumur mencapai lantai dua yang dimaksudkan untuk menghindari pihak Belanda memasukkan racun kedalam sumur tersebut.
Suasana disekitar halaman cukup hijau dan asri, lokasi ini kerap ramai dikunjungi pada saat liburan sekolah atau libur akhir pekan. Dilokasi ini juga terdapat sentra atau pusat dari pengrajin kue-kue traditional aceh. Sepanjang jalan disekitar lokasi ini terdapat puluhan penjual kue-kue dengan omset jutaan rupiah perharinya. Jadi jika anda berkesempatan mengunjungi rumah Cut Nyak Dhien ini, jangan lupa untuk berbelanja aneka kue khas Aceh yang terkenal manis dan lembut.
Terima Kasih Rakan sudah upvote Blog saya.. Yang blum upvote ayok silahkan Upvote =)
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://helloacehku.com/wisata-sejarah-ke-rumah-cut-nyak-dhien-di-desa-lampisang-aceh-besar/
Keren gan , mencitai sejarah
Teurimong geunaseh
kalou da kesempatan singah juga ke rumah cut mutia di pirah timu kawasan paya bakong
Pasti itu rakan, salam steemit
salam juga