DPR dan Hantunya
Suatu ketika awan yang sering menceritakan kisah-kisah yang membuat aku paham akan persoalan hidup dan menjadi mahluk hidup yang tidak sekedar hidup.
"Dibawan Pohon Rindang (DPR) dan Hantunya" Kata awan sembari memindahkan Pion pada papan catur di hadapan kami.
"Apa itu maksudnya wan" Tanya ku serius, karena awan tidak pernah-pernahnya bicara soal pohon apalagi hantu, karena biasanya dia bahas Koro Jamu yang sudah sejak lama menjadi pimpinan pasukan.
"Beberapa waktu lalu Awan jalan di bawah pohon besar, ternyata dia pamit untuk pergi" Katanya serius, sesekali dia hisap rokok serutu yang hampir habis.
"Wah, seru ini, pindah kemana wan" Kata ku, serius, karena aku paham betul dengan apa yang baru saja Awan bicarakan, lagian kemampuannya bercerita dengan mahluk gaib bukan lagi hal yang baru bagiku.
"Dia berkata, pohon yang di dudukinya sudah puluhan tahun itu, mau di tebang oleh manusia serakah, dan dia akan masuk ketubuh manusia serakah lainnya" Kata awan yang tidak lagi menghiraukan papan catur di hadapannya.
"Manusia serakah lainnya Wan?" Ku tanya, agak takut.
"Ia, manusia serakah, beberapa saat lalu juga aku sudah ceritakan padamu kan, masa kamu lupa' Tegas Awan
"Ohh, yang itu, tapikan" Belum selesai aku bicara Awan langsung memotong ucapan ku.
"Mereka sekali serakah, tetap serakah Anak ku, merdekalah kamu dan bangsa mu, jangan merdeka atas kematian saudara mu" Kata awan "Skak Mat" Dia mengahiri permainan kami malam itu, aku kalah lagi.
Kemudian dia beranjak pergi dan berkata "Sebelum kamu tidur, kamu harus niatkan untuk menjadikan dirimu dan orang disekitar mu menjadi manusia yang merdeka sejak pikirannya"
"Insyaallah wan" jawab ku singkat, sembari merapikan Catur untuk segera di kemas
Selamat untuk mereka yang di beri ucapan selamat, baik-baik kalian ya, Dunia itu semua,.😆