Nanggroe Aceh - Hadih maja adalah salah satu puisi lisan atau salah satu bentuk karya sastra yang berisi pesan atau sindiran indatu (nenek moyang) masyarakat Aceh kepada generasi penerusnya untuk mejaga marwah bangsanya, agamanya dan segala macam hal yang berkaitan dengan moral atau akhlak. Inilah pesan-pesan Indatu (nenek moyang) orang Aceh:
“Adat Bak Po Teumeureuhom, Hukom Bak Syah Kuala-Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak Laksama.” (Ini adalah hadih maja Aceh yang sangat terkenal, yang bermakna tentang peletakan hukum, penyelesaian segala macam persolan dan wewenang sang ahli. Jadi intinya adalah serahkan masing-masing masalah kepada orang atau lembaga yang berwenang atau berkompeten).
“Bubei Dua Jab-Seumeureukap Dua Muka, Keunoe Toe Keudeh Rab-Man Dua Pat Meuteumee Laba.” (Ini berkenaan dengan orang yang licik dan pandai dalam mengolah untuk mencapai keuntungan ganda).
“Buya Krueng Ka Teudong-Dong, Buya Tamong Ka Meuraseuki” (Ini adalah sindiran kepada anak negeri yang tidak mengerti apa-apa sehingga bangsa luar bisa meraup keuntungan di negerinya sendiri tanpa bisa berbuat apa-apa).
“Lam Hudep Tameusare-Lam Meugle Tameubila, Lam Lampoh Tameutulong Alang, Lam Meublang Tameusyedara” (Ini adalah ajakan untuk tetap mempertahankan ikatan tali persaudaraan dan silaturrahmi antara sesama).
“Mate Aneuk Meupat Jeurat, Gadoh Adat Pat Tamita?!” (Ini merupakan titah/pesan Raja Iskandar Muda setelah memancung putera Mahkota yang maknanya adalah untuk terus menjaga adat istiadat agar tidak hilang ditelan zaman. Mengenai masalah pemancungan putera Mahkota ini Anda bisa baca di Ketika Sultan Aceh Memancung Putera Mahkota).
“Nyang Sulet Kreh Kroh, Nyang Toh Boh Mirah Muka” ( Ini sindiran kepada orang yang sering menipu dan kepada orang yang tertipu, maksudnya adalah orang yang suka memakai tipu muslihat bisa melakukan berbagai macam cara dan yang tertipu hanya bisa marah-marah saja).
“Pat Boh Panah Nyang Hana Meugeutah Keucuali Boh Mirah Ngen Boh keuladi, Pat Tuto Nyang Hana Salah Keucuali Firman Allah ngon Hadih Nabi” (Ini merupakan pesan agar tetap teguh mempertahankan iman, aqidah dan ketaqwaan kepada Allah SWT, karena hanya firman Allah dan Hadist Nabi yang merupakan satu-satunya pijakan hidup.)
“Pat Ujeuen Nyang Hana Pirang, Pat Prang Nyang Hana Reuda” (Maksudnya ialah bahwa setiap segala macam masalah atau perang sekalipun pasti menemukan solusi dan perdamaian).
“Tajak Beutroh Ta Kalon Beudeuh, Bek Rugoe Mueh Saket Hatee” (Ini adalah pesan kepada orang yang ingin melakukan transaksi jual-beli agar bisa jeli dan melakukan masalah jual beli sehingga tidak tertipu, bukan hanya itu saja hadih maja ini juga seringkali digunakan sebagai pesan kepada orang yang ingin menikah agar bisa mengenali pasangannya dahulu supaya tidak menyesal kemudian, dan juga untuk berbagai macam hal serupa).
“Bak Jiduek Teuleumiek-Leumiek, Muka Teubai Teuseunyom-Seunyom, Watee Jijak Teubungkok-bungkok, Hatee Kurok Ji Publoe Ngon” (Ini adalah sindiran kepada orang yang luarnya terlihat seperti seorang alim ulama yang tak bersentuhan dengan dosa, padahal dalamnya busuk tiada tara).
Banyak sekali pesan-pesan atau petuah-petuah indatu lainnya yang turun temurun menjadi suatu landasan berpijak bagi orang Aceh agar tetap berada dalam pedoman Al-Qur`an dan Hadist. Ini adalah beberapa yang populer disebutkan oleh masyarakat Aceh baik dalam bermusyawarah atau hanya duduk berbincang sehari-sehari. Mungkin tidak hanya orang Aceh saja yang bisa mengambil iktibar dari pesan-pesan ini, tapi orang luar Aceh pun bisa memahami dan mengapresiasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://atjehliterature.blogspot.com/2013/02/inilah-pesan-pesan-indatu-nenek-moyang-orang-aceh.html