Semakin berkembangnya teknologi kemajuan di berbagai bidang sendi kehidupan masyarakat sangat tampak kemudahan dalam setiap kegiatan sehari hari
Semua kecanggihan tentu saja memiliki dampak positif dan juga negatif,tetapi kadang kadang kita hanya menilai manfaat positifnya saja,karna memang tampak jelas dan keuntungannya pun langsung dirasakan,sedangkan dampak negatifnya terkadang tidak terlihat jelas dan nyata,tetapi butuh kacamata yang lebih tebal (penilaian yang lebih mendalam) agar kita bisa melihat dampak negatif tersebut.
Misalnya kita memberikan satu contoh dalam bidang pertanian.
Dahulu sebelum mesin pemotong padi + perontok diorbitkan,para petani disaat padinya telah sempurna menguning (masak) dan siap di potong,mereka mulai sibuk mencari dan menyewa para pemotong padi untuk bekerja memanen padi di sawah nya,tentunya para pekerja tersebut adalah orang orang yang ekonominya di bawah standart,ini terbukti dari survei di lapangan (bila tidak yakin boleh di periksa), walaupun tidak menutup kemungkinan ada juga dari para pekerja tersebut yang taraf ekonominya sudah standart (tentunya dalam penilaian kita).
Bagi sebahagian petani hal ini memang terasa ribet,pertama mereka harus menghubungi pekerja pemotong padi yang bersedia memanen padi mereka,kemudian para petani harus menyetujui biaya atau tarif yang sudah ditentuka para pekerja yang merujuk pada kondisi padi yang akan di panen,sehingga bisajadi sama tarif dengan petani lain atau lebih mahal,disamping juga petani harus mempersiapkan makan dan minum + rokok para pekerja (tergantung perjanjian),dan yang paling dianggap ribet oleh petani adalah masa panennya tidak akan selesai dalam satu hari bila lahannya agak luas.
Kemudian setelah padi siap di panen,para petani harus menunggu beberapa hari agar padi tersebut agak mengering,dan tentunya lagi bukan tanpa resiko kehujanan,karena bila masa panen jatuh dalam waktu musim hujan bisa berdampak tidak baik bagi padi yang sudah di potong tetapi belum sempat dirontokkan.
Setelah padi yang di potong sudah agak mengering,para petani harus mempersiapkan dana kembali untuk mengupah para pekerja yang mengangkut padi tersebut,lalu di tumpuk di suatu tempat,pekerja dan dana yang dibutuhkan pun sangat tergantu pada berapa luas lahan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut,ditambah biaya makan,minum + rokok (masih tergantung perjanjian).
setelah padi selesai di angkut dan ditumpuk pada tempat yang telah di tentukan,petani harus menempuh tahap berikutnya,
Tahap perontokkan,dalam tahapan ini petani kembali harus mengucurkan dana,bahkan biaya yang dikeluarkan petani disini akan lebih besar dari sebelumnya,karena petani harus menyewa mesin perontok + pekerjanya,biasanya untuk satu mesin dibutuhkan tiga orang pekerja yang memang sudah ahli merontokkan padi,itu belum termasuk pekerja yang bertugas membersihkan biji padi yang keluar dari mesin perontok (biasanya wanita),dan belum termasuk pekerja yang bertugas memasukkan padi yang sudah dibersihkan kedalam karung.
Setelah biji padi yang sudah dirontokkan bersih dan dimasukkan kedalam karung,barulah padi tersebut di angkut kerumah para petani atau ke pasar untuk dijual,dan inilah biaya terakhir yang harus dikeluarkan petani,yaitu biaya pengangkutan,setelah itu barulah para petani bisa menikmati hasil panennya.
Namun sebagaimana yang sudah kita sebutkan tadi,seiring berkembangnya kemajuan zaman,para petani tidak perlu lagi mengeluarkan banyak biaya untuk memanen padinya,dan tidak perlu lagi menyita banyak waktu untuk bisa menikmati hasil panennya.
solusinya ialah:
#MESIN PEMANEN PADI#
Sort: Trending