![image](
Umat Islam sangat beruntung dan mesti bersyukur atas jaminan yang Allah berikan di mana mereka tidak akan bersepakat dalam kesesatan hingga akhir zaman. Kemurnian agama ini akan Allah jaga melalui para ulama yang menjadi pewaris Rasul.
<>
Kemurnian ajaran Islam dijaga melalui ilmu para guru yang bersambung sanadnya kepada Rasulullah SAW. Mata rantai keilmuan ini sangat penting agar ilmu yang dipelajari dapat dipastikan sumber asalnya dan murni dari Rasulullah SAW.
Ibn Abdil Bar meriwayatkan dari Imam Al-Auza’i di mana ia berkata, “Tidaklah hilang ilmu (agama) melainkan dengan hilangnya sanad-sanad.”
Abdullah bin Al-Mubarak berkata, “Isnad merupakan bagian dari agama ini. Andai kata bukan karena isnad, pastilah orang akan berkata semau-maunya. Bila dikatakan kepadanya, siapa yang menceritakan kepadamu? Ia diam kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Sebab ia tidak memiliki sanad yang dengannya ia dapat mengenali keshahihan atau kelemahan suatu berita yang disampaikan.”
Alhamdulillah, ilmu yang dipelajari di Aceh yang umumnya melalui Syaikh Muhammad Wali al-Khalidi bersambung sanadnya hingga kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu, pendidikan agama di dayah ini memiliki keberkahan dan keistimewaan tersendiri. Ilmu yang dipelajari di dayah diyakini bukan merupakan hal yang baru, tetapi semua itu sesuai dengan apa yang diwarisi dari Rasulullah.
Berikut ini adalah sanad keilmuan di Pesantren MUDI Mesra yang bersambung kepada Rasulullah ,
![image](
- Syaikh H.Hasanoel Bashry HG(Pimpinan Pesantren Mudi Mesra sekarang)
- Syaikh Abdul Aziz Al-Manthiqi
- Syaikh Muhammad Wali al Khalidi
- Syaikh Muhammad Jamil Jaho
- Syaikh Ahmad bin Abdul Lathif al Khatib al Minangkabawi
- Sayyid al Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha al Makki
- Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan
- Syaikh Utsman bin Hasan ad Dimyathi
- Syaikh Abdullah as Syarqawi
- Syamsuddin Muhammad bin Salim al Hafni
- Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Athiyyah al Khulaifi
- Imam Nuruddin Abi Dhiya Ali bin Ali as Subramilsi
- Nuruddin Ali bin Yahya az Ziyadi
- Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Hajar al Makki
- Syaikhul Islam Zakariyya bin Muhammad al Anshari
- al Hafidz Syihabuddin Abil Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Hajar al Asqalani
- al Hafidz Zainuddin Abil Fadhl Abdurrahim bin Husain al Iraqi
- Abil Hasan Ali bin Ibrahim al Aththar ad Damsyiqi
- Imam Muhyiddin Yahya bin Syaraf an Nawawi
- Jamaluddin Abil Hasan Sallar bin Hasan al Irbili
- Muhammad bin Muhammad Shahib asy Syamil shaghir
- Najmuddin Abdul Ghaffar bin Abdurrahim al Quzwaini shahibul Hawi
- Imam Abil Qasim Abdul Karim bin Muhammad ar Rafi`i
- Imam Abu Bakar Muhammad bin Fadhl
- Imam Abu Abdillah Muhammad bin Yahya an Naisaburi
- Imam Hujjatul Islam Abi Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al Ghazali
- Imamul Haramain Abi Ma`ali Abdul Malik
- Rukunul Islam Abi Muhammad Abdullah bin Yusuf al Juwaini
- Imam Abi Bakar Abdullah bin Ahmad al Qaffal al Marwadzi as Shaghir
- Imam Abi Zaid Muhammad bin Ahmad al Marwadzi
- Abi Ishaq Ibrahim bin Muhammad al Marwadzi
- Abil Abbas Ahmad bin Umar bin Suraij
- Imam Abil Qasim Utsman bin Sa`id al Anamathi
- Imamul Kabir Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al Muzanni
- Imamul Aimmah Abu Abdillah Muhammad bin Idris as Syafi`i
- Imam Darul Hijrah Abu Abdillah Malik bin Anas
- Imam Nafi` maula Ibnu Umar
- Imam Abdullah bin Umar bin Khaththab ra.
- Sayyiduna wa Maulana MUHAMMAD .
bismillah
sebaiknya jika menulis nama Nabi Muhammad, Shalawatnya jangan di singkat SAW, seakan-akan malas untuk bershalawat untuk Nabi...
Ulama dari Makkah al mukarramah sudah membahas tentang ini. perbaiki ya bang.