Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rektor
Rektor takut pada menteri
Menteri takut pada presiden
Presiden takut pada mahasiswa
(Takut ’66, takut ’98 , Taufik Ismail 1998)
Kutipan puisi Taufik Ismail tersebut merupakan puisi yang ditulis tahun 1998, puisi ini tak lepas dari kondisi saat itu ketika para mahasiswa seluruh Indonesia bersatu bersama bermacam elemen masyarakat untuk menggulingkan orde baru. Mahasiswa adalah aktor penting dalam peristiwa tersebut, sangat mustahil memang untuk menggulingkan kekuatan yang sudah mengakar selama 32 tahun. Begitu juga di tahun 1966 kala itu para mahasiswa juga berperan dalam menumbangkan orde lama yang di nilai memiliki kinerja yang buruk ketika itu.
Kita juga ingat peristiwa Rengasdengklok dimana pemuda Soekarni dan kawan-kawannya ketika itu menculik Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Yah begitulah pemuda khususnya mahasiswa, kadang-kadang semangat mereka berapi-api , jiwa-jiwa berontak mereka masih murni tanpa ditunggangi oleh kepentingan apapun kecuali untuk kemajuan masyarakat dan bangsa.
Dan demikian juga dengan Zadit Taqwa, Presma Universitas Indonesia 2017/2018 ini mendadak jadi sosok fenomenal yang jadi perbincangan publik. Hal ini tak lain karena tindakannya. Mengkartu kuning presiden Jokowi dalam acara dies natalis di kampusnya.
Seperti berbagai berita heboh lainnya, kelakuan zadit ini juga tentunya mendapatkan berbagai macam tanggapan pro dan kontra. Sebagian kelompok menganggap bahwa tindakan zadit tersebut sangat tidak sopan sekaligus mempermalukan almamater nya. Tapi ada juga yang mendukung aksinya, dan menilai tindakan zadit tersebut sudah tepat.
Saya pribadi juga pernah merasakan bagaimana indah nya menjadi mahasiswa tepatnya sekitar periode 2004 s.d 2008 kemudian melanjutkan profesi hingga 2010. Jadi sudah hampir 8 tahun saya sudah move on dari kehidupan kampus dan berbagai dinamika nya.
Secara pribadi saya menganggap bahwa tidak ada yang perlu diperdebatkan dengan apa yang dilakukan oleh zadit. Sudah sewajarnya sebagai mahasiswa apalagi seorang Presma universitas Indonesia yang tentunya mewakili suara mahasiswa lainnya memiliki kepekaan yang tinggi terhadap kondisi masyarakat. Mahasiswa sudah sewajarnya bersikap kritis. Kritis bukan berarti anti pemerintah. Tapi justeru karena mereka memiliki kepedulian yang lebih terhadap kinerja pemerintah. Dalam hal ini presiden juga menanggapi aksi zadit ini dengan bijaksana. Jadi kenapa yang lain harus membully, bahkan ada yang membongkar-bongkar kehidupan kampus si zadit.
Ada pula sebagian yang menulis surat terbuka. Seolah-olah zadit ini dicap sebagai anak yang kurang pengetahuan. Kurang data, argumen nya lemah dan lain sebagainya. Tuntutan nya terhadap kondisi gizi buruk di Asmat, penolakan Dwi fungsi TNI/Polri dan undang-undang tentang organisasi kemahasiswaan dianggap miskin data dan argumen. Malah ada yang bertanya apakah si zadit ini sudah terjun langsung ke Papua.
Tapi menurut saya inilah aksi tercerdas dari seorang zadit. Tindakan kecil tapi efeknya cukup besar, kita lihat bagaimana Karena aksi zadit ini semua mata mulai tertuju ke Asmat, berbagai bantuan pun mulai terkumpul salah satunya dari donasi yang di Galang oleh si zadit dan kawan-kawannya ini sendiri.
Sudah sewajarnya kita yang lebih dewasa mendukung apa yang dilakukan oleh zadit ini untuk membantu masyarakat Asmat. Bukan justeru menghakimi.
Tidak gampang menjadi seorang mahasiswa sekaligus aktivis Kampus, di satu sisi dia dihadapkan dengan tekanan akademik yang padat, disisi yang berbeda dia harus memberikan prestasi yang terbaik agar kedua orang tuanya bangga. Namun disisi yang lain pula besar harapan- harapan rakyat terhadap para mahasiswa. Itulah tanggung jawab yang paling besar dari kata maha di depan kata siswa tersebut.
Teruslah berbuat yang terbaik zadit. Berbuatlah yang terbaik selagi mahasiswa karena satu hal yang perlu di ingat idealisme itu akan luntur berlahan cepat atau lambat tepat setelah kau mengenakan toga saat wisuda. Terima lah salam terbaik dari saya. Untuk Tuhan , Bangsa dan Almamater... Merdeka.!
Hidup mahasiswa, ayo bergerak karena ditangan mu tergenggam arah bangsa
Merdeka..!! Tapi ga harus mati lagi sekarang.. Maju terus demi masyarakat.. Itulah intinya.. Bukan begitu? :)
Nyan ka beutoi that bg. Hehe.