Acehnologi bab 6 : INSAN KAMIL

Dalam review bab-bab sebelumnya kita membahas kajian tentang Manusia dan Tuhan, maka kali ini saya akan mengreview Insan Kamil.
Membahas tentang Insān Kamil, berarti kita akan berbicara mengenai konsep manusia yang bersifat sempurna, baik dari segi wujud dan pengetahuannya. Wujud disini maknanya berupa perwujudan yang sempurna dari gambaran Tuhan. Dan makna dari pengetahuan adalah, tercapainya tingkatan kesadaran yang tinggi, yakni menyadari kesatuan yang esensinya dengan Tuhan, dan itulah yang disebut makrifat.

Salah satu perdebatan dikalangan ulama aceh mengenai pengaruh dari pemahaman wahdat al-wujud, yaitu insan kamil. Ketika penulis mengampu sarjana UIN Ar-Raniry, topik wahdat al-wujud dan insan kamil menjadi perbincangan yang hangat dan menarik pada saat itu.
Sebab, dalam pengetahuan masyarakat Aceh, akibat dati perdebatan topik ini pada abad ke 16 antara kelompok Syeikh Hamzah Fansuri dan Syeikh Nurdin Ar Raniry, ramai orang yang menyangka bahwa Syeikh Nurdin Ar Raniry sama sekali tidak suka dengan persoalan wahdat al-wujud. Di Aceh, salah satu yang “paling dilarang” untuk didiskusikan atau dipraktekkan adalah persoalan pemikiran tasawuf falsafati, khususnya yang berkaitan dengan wahdat al-wujud, ittihad, dan hulul. Inti dari pemikiran ini adanya penyatuan antara hamba dan khalik melalui ucapan ucapan yang dikenal syathiyat. Bahkan beberapa ulama Aceh sangat mengecam ajaran manapun yang ingin memperkenalkan model tasawuf seperti ini. Oleh karena itu, ketika ada kelompok yang ingin menekuni hal ini sering dianggap telah menempuh jalan yang sesat.

Dalam sejarah Aceh, pengalaman perdebatan antara Nurdun Ar Raniry dan Hamzah Fansuri bisa menjadi catatan tersendiri , bagaimana persoalan wahdat al wujud sering tidak hanya menjadi polemik dunia kebathinan tetapi juga keterlibatan penguasaan didalamnya.
Dalam bab ini telah dimunculkan dua kutub konsep dalam perjalanan seseorang menuju insan kamil yaitu berusaha memperteguh iman, islam, ilmu.
Ketiga konsep ini pada dasarnya adalah untuk bertemu dan menjadi khalifah Allah didunia ini. Selain itu, rahasia keterkaitan konsep ilmu, amal, dan alam juga menyiratkan tentang ruang dan batasan dimana manusia berkiprah sebagai hamba Allah.
Jadi persoalan kebersatuan manusia dengan Allah, walaupun itu masih diperdebatkan dikalangan umat islam, namun fakta sejarah tidak dapat ditutupi, tidak terkecuali di Aceh. konsep insan kamil dan wahdat alwujud (mystica union atau manunggal kawula gusti adalah fenomena dari sejarah din manusia dalam mendapatkan pengalaman puncak (ultimate experience).