VOL II- BAB 16 FILSAFAT ACEH

Dalam bab ini saya akan mencoba menggali apa-apa saja yang di bahas tentang filsafat Aceh dalam Acehnologi. Sebelum pembahasan lebih mendalam kita harus tahu dulu filsafat itu apa. Filsafat adalah pemikiran akan sesuatu hal yang tidak bisa di terima oleh akal atau sering disebut dengan tidak rasional.
Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana memulai untuk berfikir membangun fondasi filsafat Aceh, karena mengenai pembahasan filsafat Aceh masih banyak sekali muncul perdebatan seperti dikalangan guru besar, ada yang mengatakan bahwa Islam tidak dapat dipisahkan dari filsafat barat, ada pula yang mengatakan level orang Islam baru sampai pada pemikir bukan filosof, dan ada pula yang mengatakan tidak ada peluang bagi kita untuk menandingi filsafat barat karena filsafat barat sudah cukup mapan.

Filsafat Aceh merupakan suatu hal yang sulit untuk dikaji, sebab diperlukan suatu kajian-kajian yang kefilsafatan yang sudah sempurna. Acehnologi dalam studi filsafatnya adalah dengan cara melalui perbandingan filsafat, sebab melalui perbandingan filsafat, akan diketahui bagaimana perkembangan ide-ide yang berkembang di dalam masyarakat.
Masing-masing masyarakat harus memiliki kemampuan buat berfilsafat, karena kesadaran di dalam masyarakat akan menjadi tumpuan bagaimana cara berpikir di suatu tempat dan di suatu waktu, jadi dengan begitu akan melahirkan dan ditemui konsep-konsep nilai, spirit, dan moral tersendiri yang terkadang bisa jadi hampir sama dengan konsep-konsep yang sudah mapan.

Di dalam berfilsafat, kita akan menemui kajian-kajian filsafat yang berbau ke arah barat dan timur, salah satunya yang paling berkembang di dunia adalah filosof Yunani, khususnya dari Plato, Aristoteles, dan Socrates yang telah menghiasi peradaban ilmu dari ribuan tahun. Salah satu filosofi yang dikemukakan oleh Plato Adalah “ Kerendahan seseorang diketahui dari dua hal: banyak bicara yang tidak berguna, dan bercerita padahal tidak di tanya”. Hemat saya, sampai sekarang kita masih bisa menerima apa yang di kemukakan oleh Plato.

Acehnologi khususnya di filsafat Aceh, "Mungkin" atau "Tidak mungkin" akan melahirkan seorang filosof, sebab sampai sekarang di Aceh belum ada yang melahirkan sosok filosof yang mapan seperti di daerah Timur Dan Barat, dan di Aceh tidak ada lembaga yang dapat menampung para pemikir untuk menciptakan suatu filosof. Bahkan diseluruh kampus di Aceh tidak ada jurusan khusus tentang filsafat, kalau adapun itu hanya di UIN Ar-Raniry, yang masih bisa dikatakan bahwa mahasiswa yang mengambil atau masuk kedalam jurusan tersebut masih didominasi mahasiswa yang "tersesat di jalan yang benar". Akibatnya studi filsafat akan menjadi "barang asing" di Aceh. Namun demikian, negara Aceh sudah banyak menghasilkan para pemikir yang jenius.

Hal yang perlu digali dari filsafat Aceh ini adalah persoalan orang Aceh yang akan membentuk kesadaran orang Aceh sendiri, dan di perlukan juga menggali nilai-nilai etika, religi, intelektual, alam dan sosial. Untuk mengetahui filsafat Aceh maka diperlukan melihat kembali bagaimana tradisi-tradisi berpikir orang Aceh sejak dahulu sampai saat ini, dalam Acehnologi tidak dijabarkan bagaimana cara orang Aceh dahulu berpikir secara utuh, tradisi berpikir tersebut runtuh seolah-olah tidak ada penerus filosofisnya.

Konsep filsafat Aceh di dalam Acehnologi adalah bentuk pemikiran, yang dihasilkan oleh orang Aceh yang memiliki kesadaran diri orang Aceh yang dibentuk dengan cara berpikir, perilaku dan apa yang diyakini oleh orang Aceh yang berasal dari tradisi-tradisi orang Aceh sendiri. Menurut saya kehadiran Acehnologi merupakan hasil penalatan nilai-nilai, etika, dan moral apa yang terkandung dalam budaya Aceh untuk membentuk suatu filsafat Aceh. Karena filsafat Aceh adalah kesadaran menemukan jati diri di kalangan orang Aceh untuk meluapkan rasa ingin tahu dari hal-hal yang paling hakiki untuk diketahui oleh manusia yaitu tuhan, alam, dan manusia itu sendiri. Untuk dicarinya karakter dan ciri khas orang Aceh untuk membangun dan bertahan di identitas peradaban untuk sekarang ini.

Dengan adanya filsafat Aceh maka akan membentuk suatu peneliti yang akan menggali filosofi-filosofi yang terjadi di dahulu, supaya dapat diterima dan di telaah oleh masyarakat yang hidup di zaman ini dan perkenalkan khususnya pada generasi muda agar mereka mengenal tradisi berpikir masyarakat Aceh.

Sort:  

Upvotes link join us and get 17 upvotes in 22 hours...open link ang join for upvotes 100% 15 upvotes in 7 hrs ....clik the link below
https://clickfly.net/VbFA

Congratulations @sitiaisyah12! You received a personal award!

Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!

You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking

Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!