Seri Acehnologi Vol. II (Filsafat Aceh)

in #acehnologi6 years ago

IMG_20180721_111211.jpg

Bismillaahirrahmanirraahiim..
Didalam kajian ini penulis mengatakan agak keberat-beratan mengenai masalah untuk menghasilkan suatu rangkaian konsep tentang Filsafat Aceh. Dikerenakan para akademisi dari generasi Aceh belum mampu seperti Filosof Barat yang ada pada sekarang ini. Oleh sebab itu akan susah kita temui seseorang pemikir dari Aceh di dalam Filsafat. Untuk membangun suatu fondasi yang baik dalam Filsafat Aceh itu sendiri tidak ada tokoh atau intelektual dari Aceh yang dikenal dalam peminat kajian filsafat.
Inilah PR yang di alami oleh masyarakat Aceh untuk bagaimana menumbuhkan pemikiran-pemikiran kefilsafatan Aceh itu sendiri. Namun di sisi lain penulis menjelaskan hambatan secara konseptual, dalam arti kata bahwa dalam istilah kunci lebih banyak merupakan hasil dari pemikiran orang Barat. Tentu saja itu menjadi tugas untuk mecari istilah-istilah kunci dalam kajian filsafat Aceh itu sendiri.
Adapun hambatan lainya terhadap filsafat Aceh ini sendiri yaitu dalam hal pengteoritisan ilmu-ilmu di Aceh yang belum di jadikan langkah-langkah awal para sarjana yang sudah terlatih dengan ilmu-ilmu dari Barat.
Dengan demikian, penulis buku Acehnologi ini mengatakan bahwa sangat berharap Filsafat Aceh yang merupakan bagian dari Acehnolgi harus dapat diterima oleh para Intelektual yang sudah terlatih dengan ilmu-ilmu baratnya. Setidaknya paling jauh dapat di katagorikan sebagai ilmu lokal atau pengetahuan lokal.
Di dalam bab ini juga penulis menjelaskan bagaimana bisa terjeremus ke dalam studi filsafat. Penulis mejalaskan telah 20 tahun perjalanan akademiknya dan beliau bukan juga sarjana yang memiliki pengalaman belajar filsafat secara formal. Dengan semangat beliau ingin menyempurnakan suatu bidang dalam Acehnologi yaitu Filsafat Aceh untuk mengaji dan memahami dunia secara filsafat, beliaupun membandingannya dengan filsafat Barat dan Timur, dengan semangat beliau untuk membangun kefilsafatan keAcehan.
Setelag itu beliau juga mejelaskan bahwa proses pembelajaran tentang Filsafat Aceh tidak ada masuk di lembaga pendidikan Aceh itu yang sangat di sayangkan oleh para generasi Aceh yang akan datang. Namun kajian-kajian Filsafat lebih banyak berkembang di luar Aceh. Untuk itu marikan Intelektual Aceh untuk mebangun Filsafat Aceh supaya generasi Aceh kedepannya lebih memahami Filsafat Aceh itu sendiri jangan Filsafat Luar saja yang di pahami oleh Bangsa Aceh.
Wassalam...