Seri Acehnologi Vol. III (Cara Berpikir Orang Aceh)

in #acehnologi6 years ago

13-03-59-wti4c7nvLkHmAAAAABJRU5ErkJggg==.jpg
(Sumber: google)

Bismillaahirrahmanirraahiim..
Di dalam bab yang ke 27 ini, akan di jelaskan bagaimana cara untuk menggali falsafah berpikir orang Aceh. Di dalam suatu proses berpikir orang Aceh yang dapat mempengaruhinya jika dilihat dari aspek mikro-kosmos dan makro-kosmos. Sejauh yang kita ketahui, cara pepikir orang Aceh ini sangat dipengaruhi oleh faktor tingkat spiritual dan pemahaman mereka terhadap konsep alam. Perubahan-perubahan ini akan menjadi titik berat dan aspek-aspek metafisik dari cara berpikir orang Aceh.
Kata penulisa di dalam bab ini, sejauh ini kajian pemikiran di Aceh memang telah banyak dilakukan oleh para sarjana yang menekuni aspek-aspek kehidupan masyarakat Aceh. Suatu produk pemikiran orang Aceh tersebut adalah Hadih Maja yang merupakan perkataan orang tua yang dahulu.
Adapun untuk kita ambil sebuah contoh, ketika penulis duduk di tepi jalan, dimana ada sekumpulan anak muda yang selalu mencari objek pembicaraan seseorang yang tidak begitu “kuat” dalam komunitas tersebut, lalu direboh. Istilah reboh ini sendiri adalah merebus sampai mendidih. Ketika ada suatu kejadian yang dilakukan oleh anak muda tersebut kepada temannya yang di jadikan bahan perkataan, sehingga seseorang tersebut merasa “panas” atau “mendidih”. Maksud bacaan mendidih disini adalah marah, seseorang tersebut tidak bisa melakukan apa-apa kecuali meninggalkan tempat.[Hal.843].
Apa yang kita dapat pahami bahwa masyarakat Aceh ini sangat menjaga marwah keluarga dan agama karena mengapa, karena keluarga dan agama ini menjadi penting bagi masyarakat dalam mengukur tingkat status seseorang dalam masyarakat. Falsafah orang Aceh ini cara berpikir masyarakat Aceh dimulai dari kampung-keluarga. Artinya, kampung ini di ibaratkan suatu keluarga, dan jika ada keluarga tidak termasuk di dalam kehidupan kampung, maka keluarga tersbut bermasalah.
Wassalam..