(Sumber : google)
Bismillahirrahmanirrahim..
Didalam bab 22 ini mengenai permasalahan bagaimana peradaban Aceh tersebut. Buku Acehnologi yang di tulis oleh dosen saya sendiri yaitu bpk Kamaruzzaman Bustamam Ahmad yang lebih di kenal bpk (KBA).
Dibuku Acehnologi ini beliau menjelaskan, bab ini bertujuan untuk membuka kembali bagaimana masyrakat Aceh mengenai Peradaban Aceh itu sendiri. Kesadaran yang di maksud oleh beliau adalah bagaimana suatu proses manusia itu sendiri untuk memulai mengenali apa yang membuat dia berpikir dan bergerak di muka bumi ini. Ketika seseorang yang ingin membangun suatu bangsa, jika bangsa tersebut tidak memiliki kesadaran akan peradaban mereka sendiri, apabila tidak ada suatu perkara tersebut maka tidak akan bisa untuk membangun suatu bangsa yang beradaban dan tingkat kesadarannya tidak ada, itu hal yang mustahil jika seseorang membangun bangsa tanpa kesadaran dan peradaban.
Kita lihat sekarang yang ada di Aceh, Aceh ini belum bergerak secara aktf untuk keluar dari suatu zona yang nyaman bagi bangsa aceh itu sendiri. Kita lihat saja, hampir setiap episode sejarah pasca abad ke-17 Aceh selalu dihinggapi konflik dan pertumpahan darah, akibat ulah manusia itu sendiri. Namun, proses untuk kembali keberhasilan peradaban Aceh itu sendiri, selalu mengalami kegagalan. Hal ini terlihat, misalnya, setelah abad ke-17 Aceh ini telah di sibukkan untuk menerima berpikir yang tidak lagi mengakar pada kekuatan pemikiran orang Aceh itu sendiri. Akibatnya apabila Ke-Aceh-an tidak lagi muncul di dalam pemikiran orang Aceh itu sendiri, maka negeri Aceh sangat mudah di kalahkan oleh bangsa luar. Walaupun secara fisik bangsa Aceh sendiri tidak pernah dikalahkan oleh penjajah Belanda yang pernah datang ke Aceh.
Setalah abad ke-17 berlalu, masuklah abad ke-21, dimana abad ke-21 ini adalah suatu era yang sangat beradapan yang telah maju. Dengan demikian, kalau kita ingin membangun/membangkitkan lagi suatu Peradaban Aceh, maka mau tidak mau kita harus memahami metafisika dari Peradaban Barat.
Wassalam...