Acehnologi Review "ANTROPOLOGI ACEH" [VolumeII:Bab18]

in #acehnologi7 years ago

Para peneliti kesulitan untuk meneliti orang aceh karena sulit mendapatkan data,menganggap orang aceh masih primitive karena beberapa wilayah kampong di aceh masih hidup dengan system kehidupan yang serba aceh. Dengan banyaknya orang asing yang berdatangan ketempat-tempat tertentu merupakan dua mata koin yang tidak dapat dipisahkan,terlepas dari cara dan upaya orang asing menetap di aceh,namun strategi mereka hamper mirip dengan pengalaman para antropologi pada zaman perang dunia I dan II

Budaya dijadikan sebagai kompas dalam masyarakat standay yang digunakan adalah “adat dan keyakinan tidak boleh ditinggalkan dalam kontek kebudayaan”,masyarakat aceh mampu menghasilkan system rekayasa kebudayaan yang berusaha meninggalkan pengaruh yang dominan dari ajaran-ajaran hindu dan budha. Fase tradisional juga dilandaskan pada pemahaman bahwa mitos sebagai salah satu sumber pengetahuan local yang paling berperan didalam kehidupan masyarakat aceh,bagi mereka mitos bukan hanya cerita atau legenda,tetapi mampu melekat dan mengikat identitas dan jatidiri masyarakat.

Antropologi aceh ingin memperluas lagi mengenai kebudayaan masyarakat aceh hingga mampu bertahan dari serangan manapun,lebih berusaha untuk kembari membangun pemahaman kebudayaan aceh dan semangat orang aceh dalam memahami kebudayaan dan memupuk pengetahuan pada era modern ini.
Banyak dari masyarakat belum memahami masalah seperti adat kebudayaan mereka sendiri,antropologi hadir untuk menerjemahkan kebudayaan dan adat di aceh sendiri yang sangat berpengaruh aceh sendiri,karena mayoritas masyarakt aceh adalah muslim,banyak identitas aceh yang yang sudah dikenal oleh masyarakat luar seperti makanan, timphan thimphan,kopi ule kareng,dan sebagainya.

Antropologi berfungsi untuk merubah system cara pandang masyarakat,kemudian diarahkan pada yang lebih maju tetapi tidak merubah pemikiran mereka terhadap agama mereka karena itu sebagai foneksi hidup.