Assamualaikum,……..
Salam saya kepada para stemian yang masih sukar menulis dan membaca yang mungkin sebagian besar yang sudah menjadi para leader bagi kami yang masih baru belajar menulis, berbagi informasi dan juga menceritakan hal-hal yang kami anggap berguna dan sedikit unik. Menulis dalam suatu media sosial ini yaitu steemit yang lebih mengandung mamfaatnya dari pada sebagian besar media sosial lainnya, ini bukan berarti saya mengatakan media sosial lain tidak mangandung mamfaat. Akan tetapi banyak juga dari media sosial lainnya yang bisa digunakan untuk berbagi informasi, dan juga tetang kejadian yang mungkin bisa diviralkan lebih cepat di media sosial lainnya.
Baiklah saya tidak memiliki kata-kata lagi untuk salam saya ini, langsung saja saya mau membahas tentang apa yang mau saya tulis kali ini di steemit. Yaitu saya mau membahas tentang judul dalam tulisan saya ini, mungkin judulnya ini agak sedikit aneh, arena judulnya ini “ Dua Hal yang Unik Di Aceh”. Mungkin sebagian para pembaca walauapun melihat sepintas judulnya, pasti akan menimbulakan banyak petanyaan termasuk saya sendiri yang menulis agak sedikit timbul pertanyaan dengan judul tulisan saya ini.
Dengan judul saya ini mungkin bisa dibilang tidak masuk ke dalam nalar ataupun akal sehat kita, seperti yang saya ataupun banyak orang yang tahu di Aceh ataupun daerah tempat kelahiran saya ini. Bahwa banyak akan hal-hal yang unikmenarik perhatian orang, dapat saya misalkan hal-hal yang unik di Aceh seperti sebutan alat tranfortasiya , budaya, tarian daerahnya serta beragam keunikan dari berbagai daerah Aceh. Demikian semua keunikan itu yang ada di Aceh tapi saya cuma mau menjelaskan dua saja keunikan yang ada di Aceh yaitu dengan melihatdari perspektif acehnologi, yang merupakan salah satu Mata Kuliah saya yang dibimbing oleh bapak Teuku Kemal Fahsya.
Sebelumnya saya mau jelaskan sekilas apa yang dimaksud dengan Acehnologi, yaitu adalah suatu cara sudut pandang tentang aceh, tapi acehnologi memiliki kelemahan tidak bisa merangkul semua kedalam sudut pandang acehnologi karena aceh memiliki beberapa suku, adat dan lain-lainya. Mungkin suku lain yang ada di Aceh bisa melihat dengan perspektifnya masing-masing. Demikian, saya mau mejelaskan dengan dua hal unik yang ada di Aceh mungkin yang satunya agak masih dibilang biasa dan yang satunya lagi bisa dikatakan berbahaya.
Sekarang baru kita masuki dalam pokok pebahasan kita, pertama saya akan jelaskan hal yang sudah menjadi kebiasaan khususnya masyarakat aceh atau juga yang saya bilang tadi “hal yang biasa”, bukan hanya suku Aceh yang melakukannya akan tetapi juga beberapa suku lain yang berada di daerah Aceh juga melakukannya. Masyarakat Aceh tentu saja tidak bisa di pisahkan dari kopi, malahan ini sudah menjadi tradisi masyarakat yaitu tradisi minum kopi. Lebih tepatnya yang kita kenal sekarang adalah dengan “ngopi”. Masyarakat dulu tradisi minum kopi di lakukan untuk menerima tamu, dan juga dalam acara mufakat bersama atau lebih dikenalnya dengan MUSYAWARAH. Karena itulah banyak kita temui di berbagai pelosok di Serambi Mekah akan hal-hal yang tidak jauh dari bau kopi adalah kedai kopi.
Tidak terbatas dari yang muda hingga tua, pria maupun wanita, dan miskin ataupun kaya semuanya berbaur tanpa memiliki sekat-sekat pembatas. Bisa saya katakan, bahwa kopi sudah menjadi nafas bagi kebanyaan orang Aceh yang sudah sangat sulit untuk dipidahkan dari kehidupan dalam sehari-hari masyarakat sejak Aceh dalam masa kesulitan. Minum kopi di Aceh telah berkembang dari generasi ke generasi seiring dengan saat Aceh sebagai produsen kopi kelas dunia. Seenggaknya ada dua daerah sentra yang menjadi produksi kopi Aceh yaitu Ulee Kareng dan Gayo. Di wilayah Ulee Kareng termasuk jenis kopi robusta yang dihasilkan dari Kecamatan Ulee Kareng, sedangkan kopi Gayo adalah jenis kopi Arabica yang dikenal di pasar dunia adalah kopi premium yang dapat kita temui kopinya di daerah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kedua jenis kopi inilah yang mengharumkan nama Aceh sebagai produsen kopi terbaik di Tanah Air yang merajai 40% pasar dalam Negeri.
Kedai-kedai kopi yang ada di Aceh umumnya, menawarkan dalam tiga penyajian kopi kopi hitam, kopi susu, dan sanger. Dalam penyajian kopi hitam dan kopi susu mungkin tidak asing lagi bagi kita penikmat kopi, akan tetapi kalau sanger ini adalah racikan yang khas dan orisinil dari Aceh. Sepintas melihat dari tampilannya, kopi ini hampir mirip dengan kopi susu. Akan tetapi yang khas dari sanger ini adalah komposisi susu dan gulanya yang tidak dominan membuat keharuman dan citarasa yang lebih terasa.
Selanjutnya yang kedua mau saja sajikan dari aceh dalam tulisan ini, seperti yang saya bilang tadi “hal yang berbahaya” yaitu adalah bumbu racik dari biji ganja. Siapa yang tidak kenal dengan tanaman yang satu ini yang dikenal dengan bahasa latinnya Cannabis Sativa syn (Cannabis Indica) adalah jenis tumbuhan penghasil serat,namun dikenal sebagai obat psikotropika karana akan adanya kandungan tetrahidroekanibol yang membuat para pemakainya mengalami rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab (euforia).
Dahulu ganja bisa kita tanam diperkarangan rumah warga untuk diambil bijinya sebagai bumbu. Seiring dengan perkembangan zaman dan akan salah penggunaan mamfaat dari ganja oleh sebagian orang, serta semakin ketatnya larangan akan peredaran ganja oleh aparat. Akibatnya, sekarang cukuplah sulit untuk kita dapati tanaman ganja baik pun diperkarangan rumah atau ladang para warga. Dengan hal yang semacam ini tentu saja sangat sulit untuk kita jumpai bimbu racik masakan dari biji ganja, walaupun kita tanya sama orang yang berjualan diwarung tentu saja mereka tidal mengaku kalau menggunakan biji ganja.
Demikianlah, yang dapat saya sajikan dalam tulisan saya Dapat saya simpulkan dari pembahsan saya bahwa akan kedua hal yang unik yang berada di daerah Aceh yang masih bertahan adalah tradisi minum kopi. Meskipun zaman telah berubah tadisi yang satu ini masih tetap melekat dimasyarakat Aceh dan tetap terjaga, yang terus turun-menurun dari generasi ke generasi.
Wassalam……….
Good article 👍😊