Helping the Family Economy with Steamed Banana Cake

in #actnearn5 years ago

Cake Yogogo.jpg


Universitas Malikussaleh students who are conducting Community Serviver Program (Kuliah Kerja Nyata, KKN) in three sub-districts in Aceh are competing to implement various programs. In Pulo Iboh Village, Kuta Makmur District, group 97 KKN students encourage local communities to make steamed banana cakes suitable for promising home-based businesses.

The KKN Group 97 PR, Yola, said they thought of implementing a community economic independence program through the cake business after seeing the abundance of raw materials in Kuta Makmur. Easy and inexpensive raw materials, making the business of steamed banana very promising,

"Many banana trees in the community home yard, without having to buy. Residents only have to process it into steamed banana cake. The idea is not a new idea, but because the raw material is in front of the house, so it has economic value," says Yola Tasya Marini, Friday September 6, 2019.

A Pulo Iboh resident, Nisa claimed to have made a sponge cake from bananas, but the taste was not good because they were not yet adept at how to process it. "I invite students to make banana sponge at home. Many mothers want to learn, "he said.

According to Yola, to do business it must consider consumer interests. He saw many village children snacking at stalls using dyes and preservatives which were not necessarily good for health.

Yola and his friends then made steamed banana cake with a unique cup-shaped container that kids liked. Healthy and delicious snacks are sold for Rp1,000 per cup. "Very affordable for children in the village. We see they like it," Yola added.

Yola and Group 97 KKN students felt lucky because the mothers in Pulo Iboh were also very supportive and interested in continuing the business. Steamed banana cake is not only liked by children, but also adults. "The soft texture of steamed banana cake with sweet and delicious flavors can make people addicted," said Yola pitched promotion.

After tasting the steamed banana cake, Nisa claimed to be interested in selling for additional family income. Not only sold at Kuta Makmur, Nisa can also entrust in several coffee shops in the Cunda area, Lhokseumawe.

"We hope that the women in Pulo Iboh can continue this business as a new source of income. Even if it goes, we encourage the local Trade Office to help these household businesses, for example by providing assistance and capital,” said Yola.






Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Bisnis Kue Rumahan

Mahasiswa Universitasitas Malikussaleh yang sedang melakukan Praktek Kerja Nyata (KKN) di tiga kecamatan di Aceh berlomba-lomba melaksanakan berbagai program. Di Desa Pulo Iboh Kecamatan Kuta Makmur, mahasiswa KKN kelompok 97 mendorong masyarakat setempat membuat banana cake kukus cocok untuk bisnis rumahan yang menjanjikan.

Humas KKN Kelompok 97, Yola Tasya Marini, mengatakan mereka terpikir untuk melaksanakan program kemandirian perekonomian masyarakat melalui bisnis kue setelah melihat banyaknya bahan baku di Kuta Makmur. Bahan baku yang mudah dan murah, membuat bisnis banana kukus sangat menjanjikan,

“Banyak pohon pisang di halaman rumah masyarakat, tanpa harus membeli. Warga tinggal mengolah menjadi banana cake kukus. Ide memang bukan ide baru, tapi karena bahan bakunya ada di depan rumah, jadi bernilai ekonomis,” ungkap Yola Tasya Marini, Jumat (6/9/2019).

Seorang warga Pulo Iboh, Nisa mengaku pernah membuat bolu dari pisang, tetapi rasanya kurang enak karena belum mahir cara mengolahnya. “Saya mengajak mahasiswa membuat bolu pisang di rumah. Banyak ibu yang mau belajar,” katanya.

Menurut Yola, untuk berbisnis maka harus mempertimbangkan minat konsumen. Dia melihat banyak anak-anak kampung yang jajan camilan di warung yang menggunakan pewarna dan bahan pengawet yang belum tentu bagus untuk kesehatan.

Ia dan kawan-kawannya lalu membuat banana cake kukus denagn wadah cup berbentuk unik yang disukai anak-anak. Camilan sehat dan lezat tersebut dijual Rp1.000 per cup. “Sangat terjangkau bagi anak-anak di desa. Kami lihat mereka menyukainya,” tambah Yola.

Yola dan mahasiswi KKN Kelompok 97 merasa beruntung karena ibu-ibu di Pulo Iboh juga sangat mendukung dan berminat melanjutkan usaha tersebut. Banana cake kukus tidak hanya disukai anak-anak, tetapi juga orang dewasa. “Tekstur banana cake kukus yang empuk dengan cita rasanya yang manis dan nikmat mampu membuat orang ketagihan,” kata Yola bernada promosi.

Setelah mencicipi banana cake kukus itu, Nisa mengaku tertarik untuk berjualan untuk tambahan penghasilan keluarga. Tidak hanya dijajakan di Kuta Makmur, Nisa juga bisa menitip di beberapa warung kopi di kawasan Cunda, Lhokseumawe.

“Kami berharap ibu-ibu di Pulo Iboh nanti bisa melanjutkan usaha ini menjadi sumber penghasilan baru. Bahkan kalau sudah jalan, kami mendorong Dinas Perdagangan setempat membantu usaha rumah tangga ini, misalnya dengan memberikan pedampingan dan modal,” tandas Yola.***



Sort:  

Community Serviver Program are should be conducted. great one


Posted via ReggaeSteem | Reggae Culture Rewarded

Came looking for something to do with Jamaica and Reggae music. Couldn't find any connections.


Posted via ReggaeSteem | Reggae Culture Rewarded

Hi @vampire-steem, this is a very interesting post, but it isn't related to the #jahm tag. You're welcome to use the #jahm tag when you post about reggae music or culture or jamaica.


Posted via ReggaeSteem | Reggae Culture Rewarded

Thanks so much for your information @shanibeer. I will go there.