Ilustrasi adegan, foto facebook
Sebenarnya sih saya juga bukan seorang mentor, hanya saja beberapa teman ingin agar saya menjelaskan tentang bagaimana metode deskripsi dalam sebuah tulisan atau cerita supaya sebuah naskah dapat menarik pembaca.
Terus terang, menulis itu tergantung si penulisnya. Beragam dan masing-masing mempunyai ciri khas tertentu. Masing-masing punya gaya dan alternatif sendiri, di saat sedang menyelesaikan sebuah tulisan.
Memang sedikit rumit sih, namun setiap proses pasti menghasilkan hanya saja kita butuh kesabarankan. Belajar mendeakripsikan kalau menurut saya hanya butuh penalaran imajinasi. Daya ingat yang kuat saat merekam sebuah cerita atau adegan di dalam kepala kita.
Mendiskripsikan kalimat itu penting dalam menulis, kenapa sih begitu pentingnya mendiskripsikan kalimat dalam tulisan. Eh saya tidak tahu mengapa mendiskripsikan ternyata sangat penting digunakan saat menulis. Tapi, itulah rahasia bagus tidaknya sebuah tulisan.
Ternyata mendiskripsikan dapat memengaruhi pembaca fokus dan konteksnya adalah dapat menjadikan pembaca langsung merasakan sendiri bagaimana kisah itu mengalir dalam tulisan.
Nah, oleh karena itu saya sepakat kalau mendiskripsikan digunakan dalam bentuk tempat atau pada tingkah laku tokoh dalam cerita, artinya, ketika mendiskripsikan sesuatu tentang tempat perlu penjelasan yang menarik, misalnya warna, keadaan, kondisi agar langsung dapat menarik pembaca ke dalam cerita.
Kemudian, mendiskripsikan sesuatu tidak perlu muluk-muluk dan terlalu jauh. Cukup mengenal pembaca kepada benda-benda sekitar. Jangan sampai aroma udara pun di deskripsikan mendetail mungkin, ini akan dampak menggurui pembaca.
Caranya sangat gampang, mendsikripsikan sesuatu pada pekerjaan tokoh, atau tempat misalnya; ia sedang berjalan untuk membuka pintu, atau lelaki itu berlari menyeberang jalan. Atau atas hal lain menurut perbuataannya juga dapat dideskripsikah agar dapat mengena pembaca. Jadi, sebuah cerita yang menarik adalah pendeskrisian yang bagus.
●●●●Selamat Menunaikan Ibadah Puasa●●●●