Setiap saya berkunjung ke gereja di sini, yang notebene sudah jadi tempat wisata, saya selalu terbawa lamunan panjang.
Mengapa mereka berhenti percaya?
Gereja-gereja, katedral, dom, itu megah. Namun orang datang bukan untuk berdoa. Kebanyakan wisatawan yang penasaran dan pingin foto-foto.
Topik agama bukan topik yang dibicarakan secara terbuka di sini. Bagi orang Jerman, agama adalah masalah privasi. Kalau belum begitu dekat, sulit membahasnya secara terbuka.
Pembahasan agama, satu waktu terjadi ketika kami sedang menginap bersama. Ada satu mata kuliah yang mengharuskan praktikum selama 5 hari di luar kota.
Tentu saja saya harus shalat kan? Dan mereka memandang dengan takjub sewaktu saya shalat. Bahkan gak berani berkata sepatah pun. Sehabis shalat, obrolan bergulir, mereka cerita. Ada yang dulunya rajin ke gereja, lalu sekarang gak lagi. Ada yang dulunya ke kuil, sekarang Tuhan pun gak percaya lagi.
Bagi saya, ini menyedihkan.
Kenapa mereka berhenti percaya? Alasannya sebenarnya sederhana, saking sederhananya sampai terasa irrasional bagi saya. Karena bagi mereka, Tuhan itu tidak ilmiah. Semua hal tentang ritual agama, takdir, kehidupan setelah mati... Semua tidak rasional. Tidak bisa diukur pakai rumus, tidak bisa ditimbang...
Bagi saya, inilah saat takdir menyedihkan terjadi, ketika seseorang berhenti menggali ke dalam agama itu sendiri.
Btw, ada yang tahu gak satu akun terkenal dengan video 1 menitnya? Pada awalnya, saya respek dengan dia yang tampak memiliki pemikiran terbuka. Lalu pelan-pelan saya merasa janggal. Mengapa videonya aneh? Dia suka menampilkan orang yang meninggalkan agama dan tuhan dalam videonya. Atau jika orang itu beragama, pasti ada yang "janggal": bercadar tapi gay? Beragama tapi rasis?
Ketika ada satu videonya yang menampilkan orang beragama yang lurus, dia menampilkan rabi yahudi! Dan rupanya, si pemuda keturunan arab ini sudah meninggalkan agamanya (ya, Islam), karena menurut dia agama itu yang membuatnya tidak dapat berpikiran terbuka dan objektif.
Padahal yang dia lakukan sekarang pun tidak objektif!
Dan begitulah, orang yang menolak percaya, selalu harus mencari pembenaran untuk mengisi kekosongan dalam hatinya.
~Heidelberg, ketika kekosongan sulit dijelaskan
Menjadi begitu merepotkan ya agama bagi mereka..
Iya Bang, soalnya mereka sombong sih