Penanaman tepian sungai Kelekar sementara diliburkan. Secara berturut-turut telah dilakukan selama empat kali akhir pekan. Musim sudah tak cocok untuk menanam. Panas kemarau makin terik di Prabumulih.
Sebagai gantinya, komunitas Menanam Untuk Lingkungan Hijau (MULIH) memilih aktifitas lain. Mengajak warga di sekitar Sungai Kelekar tak lagi menjadikan sungai ini tempat sampah.
Selain melalui diskusi, juga meramaikan tepian sungai dengan papan-papan himbauan. Berbekal papan bekas, kuas "handmade" serat bambu, dan cat warna-warni sumbangan seorang sahabat.
Kegiatan ini dilakukan sejak petang 12 Agustus 2018. Tadi sore. Akan berulang selama beberapa akhir pekan ke depan.
"Memulihkan sungai secara fisik dan biologis akan sulit bila tidak memulihkan dulu cara pandang masyarakat terhadap sungai. Contohnya, cara pandang bahwa sungai adalah tempat membuang sampah, harus dipulihkan kembali bahwa sungai adalah sumber air bersih, atau paling tidak sungai yang bersih akan membuat lingkungan menjadi elok dan sehat," kata Oni Selamat, salah seorang penggerak Komunitas MULIH.
Berikut beberapa foto kegiatan.
wah.. idenya menarik ya om.. nanti sesekali boleh kan berdiskusi dengan tema lingkungan dan pertanian?