Otomatisasi AI dalam Menulis: Membantu atau Membatasi Kreativitas?

in #ai6 days ago (edited)
Authored by @Khusnul Khotimah

canva 2.webp Gambar dibuat menggunakan Canva

Menulis adalah salah satu wujud kehidupan karya di dunia. Dimulai sekitar 35.000 tahun sebelum masehi, menulis sudah menjadi awal dari kebutuhan manusia. Begitu juga perkembangan era ke era sampai dengan menciptakan AI sebagai salah satu bentuk teknologi cerdas yang dapat meniru kemampuan cara dan olah pikir manusia. Namun, yang menjadi was-was bagi banyak orang, apakah benar AI akan mengurangi kreativitasnya?

Bagi saya, kemunculan AI tak berarti akan mengurangi kecerdasan manusia itu sendiri, selagi dia tetap bisa mengontrol dan menentukan kapan dia harus menggunakan untuk melengkapi kreativitasnya. Otomatisasi AI bakal berperan dalam penggabungan konsep-konsep ide saat kita menulis, sehingga pengkayaan setiap katanya akan lebih meningkatkan kualitas tulisan.

Alternatif Menulis Cerdas

Teknologi yang tengah ramai diperbincangkan di kalangan masyarakat saat ini adalah perkembangan AI. Bahkan, berbagai industri kini dapat dikatakan tak terlepas dari pengaruhnya, termasuk dalam halnya menulis. Banyak dari content creator yang juga berinovasi dan mengembangkan konsep idenya melalui bantuan AI.

Kecerdasan teknologi AI cukup membantu orang-orang untuk melek di dunia kreatif. Saat kita ingin mulai melakukan proses untuk menulis, ide adalah hal pertama yang perlu dikembangkan dan dibentuk menjadi sebuah konsep. Namun, beberapa penulis merasa karya mereka masih kurang memadai. Dengan adanya AI yang mampu mengotomatisasi berbagai tahapan menulis, itu bisa mendapatkan bantuan lebih dari sekedar sebuah teks. Kreativitas pun akan terlahir lebih memuaskan dengan keduanya.

Mengoptimalkan Kreativitas Menulis

canva 1.webp Gambar dibuat menggunakan Canva

Berdasarkan survei yang dipublikasikan oleh merdeka.com pada oktober 2024, 41 persen pengguna AI di Indonesia memanfaatkan teknologi ini untuk mengerjakan tugas kreatif mereka. Data ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang menggunakan AI untuk mendukung kreativitas. Dalam konteks menulis, manfaat AI dapat dinilai dari berbagai aspek. Seringkali, penulis mengalami writer’s block. Selain mengatasinya dengan mencari referensi di buku atau internet, AI juga dapat membantu melalui otomatisasinya, AI mampu menghasilkan ide-ide kreatif sehingga penulis terbantu dalam menuangkan gagasan dan terhindar dari kebuntuan menulisnya.

Berdasarkan pengalaman saya, kita bisa lebih cepat melakukan brainstorming untuk sebuah karya, baik berupa tulisan maupun seni kreatif lainnya. Meski banyak yang mengklaim hal serupa, ini benar-benar pengalaman pribadi saya. Proses ini memperlihatkan bagaimana teknologi dapat mendorong batasan imajinasi yang sebelumnya mungkin sulit diwujudkan. AI memungkinkan manusia untuk mengembangkan ide-ide baru dengan cara yang efisien dan inovatif, sesuatu yang tak selalu dapat dicapai hanya dengan mengandalkan kemampuan individu.

Batasan AI dalam Menulis: Menjaga Kreativitas Tetap Manusiawi

canva 3.webp Gambar dibuat menggunakan Canva

Harus ada batasan yang perlu diperhatikan bagi setiap pengguna AI. Karena hal tersebut merupakan bagian penting agar kreativitas tetap menjadi nilai utama ketika karya itu lahir. Menulis adalah bentuk berkarya, dan karya adalah hasil dari orisinalitas ide kreatif yang berhasil dikemas dengan baik dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Kita mengetahui dunia menulis mencakup berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik, maka tentu akan melahirkan bermacam bentuk karya tulisan. Kita membatasinya dengan menjaga orisinalitas karya dan tidak menjadikan sepenuhnya otomatisasi.

Selain kebermanfaatannya, banyak juga yang menggunakan AI secara berlebihan, sehingga bisa melanggar aturan penggunaannya. Batasan lain yang harus diperhatikan adalah memastikan penggunaan AI tetap pada tanggung jawab. Dengan memahami dan memperhatikan batasan ini, kita dapat meminimalkan risiko penyalahgunaan teknologi. Beberapa platform media sosial seperti tiktok dan instagram, ada yang menampilkan konten video, berisi tentang mahasiswa yang sedang memanfaatkan ChatGPT untuk menyelesaikan seluruh skripsinya. Kita melihat bagaimana AI mengotomatisasikan semua perintahnya dengan baik, tapi disayangkan karena hal tersebut bukanlah perbuatan bijak yang seharusnya diterapkan. Rasa tanggung jawab personal individu menjadi batasan penting yang perlu diingat pada setiap kali menggunakan AI.

Kemudian, jika AI tidak digunakan dengan tepat dalam penulisan, itu akan lebih berpotensi buruk karena memunculkan plagiarisme terutama tanpa adanya keterangan referensi yang jelas. Upaya mencantumkan sumber tulisan juga menjadi batasan penting dalam penggunaan AI untuk memastikan karya yang dihasilkan tidak terindikasi plagiarisme.

Hal ini juga menghubungkan pada penegasan yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia, tentang perlindungan hak cipta pada karya yang melibatkan penggunaan AI. Bahwa hak cipta tetap pada kreativitas dari pembuatnya itu sendiri. Hak cipta hanya melindungi penuh pada karya hasil dari kreativitas manusiawi. Dengan begitu, mereka berhak atas karyanya agar tidak ada penyalahgunaan tanpa seizin pembuat sehingga penggunaan AI perlu dibatasi untuk mencegah pelanggaran hak cipta.

Perlu dipandang lebih jauh, tidak ada manusia tanpa ide, meskipun seringkali mereka merasa sebaliknya. Ini terjadi karena sebagian besar dari kita belum memahami bagaimana cara mengeksekusi atau mengolahnya menjadi sesuatu yang nyata. Kehidupan manusia yang berinteraksi dalam masyarakat memungkinkan kreativitas berkembang dengan cara yang unik. Setiap pertemuan, pengalaman, atau bahkan tantangan yang dialami bisa menjadi bahan kreativitas. Manusia itu sifatnya mudah terinspirasi, namun sayangnya, inspirasi seringkali hanya bersifat sementara jika tidak disadari, dipahami, dan dikelola dengan baik untuk menciptakan sebuah karya yang bermakna. Dengan memanfaatkan AI, kreativitas kita bisa diarahkan ke jalur yang lebih produktif. Otomatisasi dan efisiensi yang ditawarkan AI membuat proses kreatif lebih fokus, tanpa kehilangan sentuhan personal dari pembuatnya.

**Referensi:
**
(2024). "Survei Jobstreet: 72 Persen Pekerja di Indonesia Tertarik Gunakan Teknologi AI" Merdeka.com. https://www.merdeka.com/uang/survei-jobstreet-72-persen-pekerja-di-indonesia-tertarik-gunakan-teknologi-ai-224413-mvk.html?page=2

Az-Zahra. B. (2024). "AI dalam Penulisan: Membantu Produktivitas atau Mereduksi Kreativitas?" uptjurnal.umsu.ac.id. https://uptjurnal.umsu.ac.id/ai-dalam-penulisan-membantu-produktivitas-atau-mereduksi-kreativitas/#:~:text=5.,tetap%20berada%20di%20jalur%20produksi.

Gischa. S. (2020). "Sejak Kapan Menulis Dilakukan?" Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/15/150000269/sejak-kapan-menulis-dilakukan?page=all

Grehenson. G. (2023). "Menulis Ilmiah Menggunakan Platform AI Berpotensi Kena Plagiarisme" ugm.ac.id. https://ugm.ac.id/id/berita/23557-menulis-ilmiah-menggunakan-platform-ai-berpotensi-kena-plagiarisme/

Heriani. F. N. (2024). "Demi Lindungi Hak Cipta, DJKI Ingatkan Penulis Batasan Penggunaan AI" hukumonline.com. https://www.hukumonline.com/berita/a/demi-lindungi-hak-cipta--djki-ingatkan-penulis-batasan-penggunaan-ai-lt6720d619a04f6/

Saputra. B. W. (2024). "Penggunaan Artificial Intelligence (AI) pada Pembuatan Karya Ilmiah" Kompas.com. https://www.kompasiana.com/berlianwirasaputra4759/66824738ed641568c11fd072/penggunaan-artificial-intelligence-ai-pada-pembuatan-karya-ilmiah?page=all&page_images=4

"Karya ini dibuat untuk Lomba Menulis Blog dalam rangka 1st Anniversary MenulisID."