Buntu dalam menulis? Ini solusinya!

15-simple-sentences-2-e1446244334874.jpg
Selamat malam stemians, Pernah gak sih teman-teman ingin menulis tapi tidak tahu akan menulis apa, atau dengan kata lain kehabisan inspirasi? seperti pengalamanku kali ini. Sebenarnya ni ya, dalam otakku berseliweran hal-hal yang bisa aku jadikan ide tulisan. Namun tampaknya tak satupun yang dapat memikat. Tak tampil dengan menawan. Ia hanya menari tanpa gerakan dan bernyanyi tanpa suara. Hingga aku tak tahu harus menjatuhkan pilihan pada tema yang mana, apakah Taurus Time?, Bakwan Ala Anak Kos, Ramadan Anti Baper, Nge-date Massal atau Abi Turki. Sungguh, sekarang tulisanku mengayuh tanpa dayung.
Begitulah dilema yang sering kali menimpaku saat akan melamar tiap kata-kata untuk di sandingkan dalam cerita. Bak hilal sebelum Ramadan, sudah terlihat namun masih di perdebatkan. Bukan mereka yang meneror ideku, tapi aku dengan aku. Si aku yang tak ingin kalah dengan aku yang lain. Layaknya Tom and Jerry.
“Ide ini lebih menarik,”
“Tidak, alay!”
“Aku rasa, yang ini lebih unik. Ambil saja sudut pandang yang berbeda dari kebanyakan!”
“What? Itu sudah kadaluwarsa!”
“Tolonglah, tema itu tak sesuai dengan umurmu!”
“Apa? Kamu akan bahas tema ini? Hello? Sungguh memalukan jika di baca khalayak ramai!”
“Tema yang kau pilih sedikit kurang tepat!”
“Nanti orang berpikir kisah ini mengenai aku!”
“Ceritamu lebay tingkat dewa, seperti anak SMA baru jatuh cinta saja.”

ManaJodohku_Site.jpg

    Kalimat di atas sering sekali menghantuiku, ia melintas, tak tampak namun dapat dirasa. Bisikan itu membuatku berpikir beribu kali untuk berani bermain kata bersama keyboard laptop. Aku yang satu masih mengajak bermain petak umpet, yang lainnya mendukung namun tidak pula tampil percaya. Atau yang aku yang lainnya tidak mengiyakan tidak pula mentidakkan. Sehingga aku memilih bungkam.
      Sering kali aku memilih tidur saja mengubur semua inspirasi yang tak pasti itu dalam mimpi. Tapi, bukankah ada mimpi yang harusnya di bangun dengan usaha? Ah, bangun! Tulis saja apa yang ada sampai ada tulisan. Tapi buntu! Come on! Apa kamu lupa dengan ungkapan “Saat kamu kehilangan inspirasi, maka itu adalah inspirasi.”
      Wah, tidak terasa kebuntuanku ini sudah mencetak beberapa paragraf dan ratusan kata. Ternyata menulis itu bukan perihal tahu, tapi mau. Dimana ada kemauan disitu ada jalan. Setiap kemahiran di butuhkan latihan. Dan sekarang aku sedang latihan. Latihan untuk mengeluarkan apa saja yang ada di pikirku. Perihal tanggapan pembaca nantinya bukanlah urusanku. Aku hanya menulis, jika ada kritian itu adalah anugerah. Kalau saja tulisan di jadikan karya, tempatnya tidak tersimpan rapi di dalam folder, tapi ia harusnya mengangkasa. Mau bertemu merpati atau burung perkutut, kita lihat saja nanti.
    Tahun 2016 silam, seniorku di FLP yang bernama Bang Ibnu berkata, “If you wait for inspiration to write, you’re not a writer. You’re a waiter!” ungkapannya yang lain adalah “Seperti jodoh, tulisan itu punya takdir baiknya sendiri!” entah kenapa kata-katanya ini berhasil menguatkan aku di setiap saat ingin selingkuh dari tulisan. Berpaling ke game misalnya, atau  ingin berpetualang ria bersama luffy di dunia One Piace. Lalu, bagai jin dari lampu, tiba-tiba muncul Bang Raditya dika dari sebelah kiri rak buku ku, iya! Raditya yang sekarang sudah menjadi suami orang itu. Dia bilang “Kalau kamu suka membaca, mulailah menulis. Suka nonton, mulailah bikin vidio. Beranilah menjadi seorang pencipta, ketimbang hanya penikmat.” Aku pun mengangguk anggun. 
      Finally, inti dari postingan ini adalah, jangan banyak mikir dan cari ide untuk bisa menulis. Tulis apa saja sampai gak terasa kalau kalian sedang membantu proses melahirkan sebuah karya. Tu kan, tampaknya tulisan  ini sudah bisa dilayangkan. Semoga bermanfaat dan tidak melayang ke segi tiga bermuda.!

tiger_zoro_fox_sanji_playing_with_snow_by_yuushishio-d9itpta.jpg