Di jaman yang modern ini, banyak diantara kita yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tingg. Baik itu ke Universitas atau kemanapun, sehingga senantiasa menjadi kepribadian diri yang lebih baik kedepannya, agar masa depan yang didambakan bisa tercapai dengan mudah.
Namun demikian, pernahkah kita berpikir sejenak, betapa berat kehidupan yang kita jalani dengan tiada perantaraan iman yang menguatkan dan meneguhkan hati kita. Maka semua itu akan sia-sia. Kita selaku ummat yang mempunyai Agama, dan menyakini bahwa kehendak Allah ta’ala itu mutlak, tak ada satupun yang bisa memungkirinya.
Pada jaman yang serba canggih ini, seorang yang ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan diakui orang, tentunya harus memiliki gelar atau titel yang ternama. Baik dari S1 hingga jenjang S3, hingga mendapat kerja yang banyak didambakan oleh kebanyakan orang, namun dari semua itu tidaklah mudah untuk dilalui.
Semenjak kita kecil, hal pertama yang diajarkan orang tua kita adalah iman tentang Tauhid. Yang dilantunkan dengan irama yang lembut nan indahnya, di dalam keadaan kita yang terbaring dala ayunan, hanya lantunan Tauhid tersebut yang melelapkan kita dalam indahnya dunia mimpi.
boldTitel yang terlupakan.
Sekarang kita hidup di abad ke 21 dimana semua serba canggih. Dan begitu banyak titel yang bisa di dapatkan dengan menganyam pendidikan di tingkat yang lebih tinggi dari sekolah. Tapi ingatkah kita tentang pelajaran pertama yang diberikan orang tua kita sewaktu kecil dulu, masihkah kita sanggup untuk mengingatnya kembali?.
Bukan kita lupa tentang ingatan tersebut, namun hal tersebut teah tersimpan jauh kedalam memori kita sehingga susah untuk mengungkitnya kembali, disebabkan kita haus akan godaan duniawi yang bagitu indah dan menyanangkan untuk dimiliki. Menyababkan kita terlena di dalamnya.
Perlu kita ketahui semua yang kita dapatkaan hanya penetapan untuk sementara waktu saja. Dibandingkan dengan rahmat Allah ta’ala yang senantiasa menyertai kita semua itu bukanlah apa-apa, Allah mengutus Nabi dan Rasul-Nya senantiasa untuk memberi suri teladan yang benar dan di ridhai-Nya.
Dari semua titel yang kita dapatkan, dengan cara menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi atau Universitas, belum ada bandingannya dengan titel atau gelar yang Allah berikan kepada Rasul-rasulnya. Dengan melewati berbagai rintangan dan cobaan yang luar biasa berat dalam hidupnya.
Sebelum Allah memberikan gelar pada Rasulnya, Allah ta’ala terlebi dahulu menaikkan derajat pada para Rasulnya. Ada berbagai macam cara yang tak dapat terpikirkan, mungkin bagi kita dimasa sekarang ini tak ada yang mampu melewatinya. Maka oleh sebab itu para Rasul menjadi suri teladan bagi kita.
Allah SWT memberi gelar-gelar tersebut untuk para Nabi pilihan yang mempunyai ketabahan yang luar biasa dalam hdupnya. Diantara para Nabi yang mendapat gelar tersebut hanya ada lima. Yaitu, Nabi Nuh As, Nabi Ibrahim As, Nabi Musa As, Nabi Isa As, dan Nabi Muhammad SAW. Hanya kelima nabi inilah yang layak mendapat gelar tersebut.
boldUlul Azmi. Tak ada gelar yang lebih indah dari pada ini, dimana hanya kelima nabi tersebut yang berhak atas gelar mulia tersebut. Yang mempunyai ketabahan luar biasa dalam menjalankan perintah
Allah SWT, tatkala para Nabi Ulul Azmi ini dalam membawa risalah yang Allah ta’ala ridhai berbagai halang ringtangan dapat dilalui dengan keteguhan hati yang luar biasa.
Ketika para Ulul Azmi ini memiliki seruan dakwah yang universal untuk ummat manusia. Menyampaikan risalah dan agama Allah SWT, menerima perjanjian dan wasiat dari Allah, tanpa pamrih mereka jalankan. Bahkan ada yang mengancam untuk membunuhnya, dengan hat yang tak tergoyahkan dan dengan perlindungan dari Rabbi mereka mampu.
boldGelar Yang Indah.
Nabi Nuh As yang memiliki gelar Habibullah, ‘yang bermunajat kepada Allah’. Dalam kegigihannya dalam mendakwahkan Agama yang Allah, meskipun ia harus menghadapi kesulitan yang luar biasa hebatnya dan pertentangan dari kaumnya. Namun Nuh As termasuk golongan nabi yang sangat tabah.
Walau demikian, seorang anak dan istri nabi Nuh As tetap mengingkari dan menentang ajaran yang dibawa sang Nabi. Beserta kaumnya yang merupakan golongan paling keji yang pernah hidup di muka bumi ini. Melihat penentangan yang demikian luar biasa besarnya, Allah ta’ala memerintahkan kepada Nuh As untuk naik ke Bahtera.
Allah murka terhadap kaum Nuh As yang begitu keras hatinya, terus-terusan mengingkari dan menentang ajaran yang Allah berikan kepada Nuh As. Sehingga dengan kekuasaan Allah seluruh air yang ada di bumi meluap dan menenggelamkan seluruh permukaan dan gunung-gunung yang tinggi. Sehingga tak ada yang selamat kecuali orang-orang yang beriman dan binatang-binatang yang Allah perintahkan untuk naik ke bahtera tersebut.
Nabi Ibrahim As sebagai Khalilullah, orang yang sabar dan ta’at akan perintah Allah. Tatkala masa bayi harus di asingkan ke sebuah gua, sewaktu pemerintahan Raja Namrudz. Karena terdapat kabar bahwa ada seorang anak yang akan menhancurkan kuasaan dan kerajaannya tersebut.
Setelah beranjak dewasa Nabi Ibahim As, mulai menyiarkan ajaran yang Allah wahyukan kepadanya. Ibrahim As juga menentang sikap kemusyikan dan penymbahan berhala yang dilakukan oleh kaumnya, sehingga membuatnya mendapat ujian yang berat. Ia di lemparkan kedalam api yang luar basa besar yang telah disiapkan oleh Namrudz dan pasukannya.
Namun Allah memberikan mu’jizat kepada Ibrahin As, Allah memerintahkan api tersebut untuk mendinginkan tubuh Ibrahim As. Yang memiliki iman dan keteguhan dalam manjalankan amanah dari Allah SWT, sehingga tak ada satupun percikan api yang dapat melukai tubuh yang mulia tersebut.
Setelah lama Nabi Ibrahim menikah dengan Siti Sarah, namun belum dikaruniai seorang anak. Nabi Ibrahim bermunajah kepada Allah untuk di karuniai seorang anak, dan Allah mengabulkan permintaan tersebut dengan kabar gembira, yang Allah berikan melalui Siti Hajar. Yang diberi nama Ismail.
Namun Allah menguji ketabahan hati Ibrahim dengan menyembelihkan anaknya tersebut. Ibrahim As mepunyai iman yang kuat, dan ta’at akan perintah Allah melaksanakan perintah Allah tersebut. Maka Allah SWT memilih Ibrahim sebagai sosok yang bisa terpercaya yang ada di muka bumi.
Nabi Musa kalamullah, adalah nabi yang berbica langsung dengan Allah ta’ala di bukit Tursina, sehingga mendapat gelar Kalamullah. Nabi Musa As tumbuh dan dibesarkan di kalangan kerajaan fir’aun, walau ia harus melarikan diri dari istana akibat perkara kematian seorang dari kalangan kerajaan istana di tangannya.
Allah SWT memerintahkan kepada Musa As dan Nabi Harun As, untuk menyelamatkan kaumnya dari kejam dan zalimnya kekuasaan Fir’aun. Menuntun kaumnya untuk menyebrangi laut merah, yang kemudian Allah menenggelamkan Fir’aun dan seluruh bala tentaranya di lautan merah tersebut.
Musa As merupakan satu-satunya manusia kecuali Nabi Muhammad SAW yang diajak bicara langsung dengan Allah, dan nabi yang mengajarkan kitab Taurat kepada ummatnya. Allah memberikan mu’jizat kepada Nabi musa berupa tongkat bisa berubah menjadi Ular yang sangat besar, dan dapat membelah lautan merah, dan pada tangan kanannya dapat mengeluarkan cahaya.
Nabi Isa As sebagai khalifatullah, orang yang diperintahkan oleh Allah ta’ala untuk mengajarkan kitab Injil, agar senantiasa bertaqwa dan ta’at kepada-Nya. Nabi Isa As ialah manusia yang kecuali Adam As yang dilahirkan tanpa perantaan ayah, ia juga dikenal sebagai Isa Ibnu Maryam ‘Isa putra Maryam’.
Kelahiran Isa As merupakan penggenapan dari kitab Taurat, dan juga seorang utusan Allah yang memunyai mu’jizat bisa menghidupka orang yang telah mati dan menyembuhkan penyakit kusta. Pada masa ia masih bayi Nabi Isa dapat berbicara dengan izin Allah SWT, untuk meluruskan permasalahan yang tertuju padanya dan ibunya.
Nabi Muhammad SAW, mempunyai banyak gelar yang mulia, Rasulullah atau kekasih Allah ini pada umurnya yang ke enam tahun sudah menjadi yatim piatu, ia juga mempunyai gelar Al Amin, ketika berumur tiga puluh lima tahun. Dalam kejam dan keras kehidupannya pada masa itu, kejahatan merajalela. Namun Rasulullah SAW berkepribadian lemah lembut dan penyayang sehingga beliau dikenal sebagai As Siddiq ‘yang benar’.
Nabi Muhammad SAW merupakan Nabi dan Rasul terakhir, yang diutus untuk memperbaiki kahlak dan perilaku yang benar bagi seluruh ummat manusia. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai mu’jizat terbeaarnya, dan menjadi pedoman bagi manusia. Dan mu’jizat Rasulullah yang lainnya dapat memebelah bulan menjadi dua.
boldPerbandingannya dengan sekarang.
Kita selaku ummat Nabi Muhammad SAW diakhir jaman, tak semestinya melupakan ajaran yang telah Allah ridhai . Sebelum kita lahir kedunia ini Allah telah menanamkan islam kedalam hati hambanya, hanya saja tergantung kepda hambanya saja mau menjalankan atau meninggalkannya.
Sebagai ummat islam sepatutnya kita bisa mencontohi suri teladan yang mulia Nabi Muhammad SAW, yang merupakan panutan akhlak yang terpuji bagi seluruh sekalian alam. Walau tidak sepenuhnya seperti beliau, namun setidaknya apa yang telah Rasulullah ajarkan bisa untuk membahagiaan kita di dinia maupun akhirat.
✅ @saifulrusdi, I gave you an upvote on your post! Please give me a follow and I will give you a follow in return and possible future votes!
Thank you in advance!
Congratulations @saifulrusdi! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!