Gagal Ginjal

in #at7 years ago (edited)

Dampak dan konsekuensi cuci darah dari berbagai sumber
Menjalani terapi cuci darah merupakan kesediaan untuk belajar. Belajar memahami berbagai hal dari berbagai sumber.
Menjawab pertanyaan “Mengapi begini, mengapa begitu” tentang gagal ginjal. Berikut jawaban yang saya temukan dari pertanyan-pertanyaan tersebut.
Mengapa penderita GGK cenderung kurang darah?
Ini erat kaitannya dengna menurunnya fungsi ginjal dalam memproduksi hormon eritropoietin. Semakin parah kerusakan ginjal, semakin rendah produksi hormon ini dan berdampak pada anemia. Belum lagi jika pasien harus melakukan berbagai pantanga.
Apa akibat dari kekurangan darah?
Cepat lelah dan sering mengantuk, berdebar-debar, dan kehabisan napas (terengah-engah) merupakan akibat kurannyapasokan oksigen. Dan dalam kondisi seperti ini jantung akan terpacu untuk berdenyut lebih cepat. Akibat utama anemia yang terus-menerus adalah kelainan jantung, yaitu pembesaran bilik kiri jantung. Kurang darah dan hipertensi berhubungan satu sama lain.
Mengapa penderita GGK harus membatasi asupan garam?
Garam itu mengikat air, akibatnya air akan tertahan di jaringan otot. Kemampuan ginjal yang sudah menurun dalam menyaring dan mengeluarkan cairan akan membuat cairan semakin lama tertahan di dalam tubuh. Kelebihan garam berkontribusi pada terjadinya edema di kaki (jika tulang kering dipencet akan menimbulkan lubang yang memerlukan beberap asaat untuk kembali), tangan, dan wajah. Garam juga akan memacu kerja jantung, hipertensi, dan pada akhirnya melemahkan jantung. Napas pun tersengal karena garam mengikat air di paru-paru. Mengganti garam asli dengan garam buatan bukan solusi yan gbaik karena beberapa di antaranya mengandung kalium.

Jika tubuh kelebihan cairan, memangnya kenapa?
Pada penurunan fungsi ginjal akibat gagal ginjal kronik, terjadi pengurangan jumlah urin secara progresif. Dalam 24 jam bisa hanya mencapai 300 cc atau kurang dan bahkan tanpa urin sama sekali. Kelebihan cairan mengakibatkan terjadi penimbunan cairan dalam tuuh yang ditandai dengan edema atau pembengkakan pada tungkai, muka, dan dalam rongga perut. Keadaan ini biasanya diikuti dengan peningkatan tekanan darah karena bersama tertimbunnya air, tertimbun pula gara.
Cairan yang berlebihan akan membawa akibat pada proses cuci darah. Sekali pun mesin bisa mengurangi kelebihan air 5-6 liter dalam sekali proses, ada risiko akibat hilangnya banyak cairan dalam waktu singkat atau dis equilibirium, keadaan tidak seimbang yang ditandai kram otot, pusing, tensi drop, serta kelelahan selama dan sesudah cuci darah.
Mengapa penderita GGK mesti membatasi asupan kalium?
Kalium (potasium) mesti diusahakan berapa dalam rentang 3.5-5.5 mEq/L kelebihan kalium menyebabkan rasa mual, ingin muntah, loyo, mati rasa dan keluhan seperti ditusuk ribuan jarum, nadi lemah, denyut jantung tak beraturan, serta akibat lain sehubungan dengan kegagalan fungis jantung. Tapi, kalium yang kelewatan rendah juga berakibat buruk, seperti otot lemah, kram, kelelahan, rasa bingung, masalah dengan koordinasi otot, denyut jantung tak beraturan, dan masalah untuk kerja jantung.
Bagaimana dengan phospor?
Sekali pun ginjal buatan membantu mengeluarkan sisa metabolisme, tapi itu hanya terjadi 2 atau 3 kali dalam seminggu. Bgaimana dengan waktu di luar cuci darah? Orang dewasa sehat dianjurkan memperoleh asupan 800-1.200 mg phospor per hari. Kelebihan unsur ini akan berpengaruh pada tulang (ngilu, sakit, dan keropos), jantung, dan kulit yang terasa gatal.
Bagaimana dengan purin?
Makanan yang banyak mengandung purin menjadi faktor pemicu pada gangguan asam urat. Jika orang sehat saja bisa terkena asam urat, apalagi penderita GGK yang notabene terganggu proses pembuangan sisa metabolismenya. Engga ada enaknya menjadi penderita GGK sekaligus penderita asam urat.
Ciri-Ciri-Penyakit-Gagal-Ginjal.jpg