Panen sayuran di SMAN 4 Jakarta, Banda Aceh
Pendidikan harus berbasis lingkungan. Beberapa tahun terakhir ini yang diajarkan dan dipraktikan siswa (i) SMAN 4 Banda Aceh. Salah satu unit keterampilan diajarkan untuk memanfaatkan lahan pekarang sekolah mereka dengan berkebun hidroponik. Lumayan, hasil panennya sudah cukup memenuhi sayur-sayur mayur para guru karena tidak harus beli ke pasar, tapi bisa membeli sayur segar di kebun sekolah sendiri.
Para siswa pun makin bersemangat karena beroleh keterampilan praktis yang diajarkan guru-guru juga memiliki apresiasi agar hidup dekat dengan alam.
Ternyata berkebun sayuran tanpa harus menggunakan lahan yang luas, sangatlah muda. Bercocok tanaman dengan hidroponik hanya menggunakan media yang banyak mengandung air nutrisi. Media yang biasa digunakan, mulai yang berserat seperti rockwool, sekam bakar (arang sekam) dan cocopeat, atau bisa juga mengunakan media bola-bola tanah liat hydroton. Ada juga yang menggunakan media tanam udara (aeroponik), aquaponik, dll.
Modulnya bisa dipilih seperti NFT, DFT, dan DWC. Semua itu dapat dibeli atau dibuat sendiri di rumah.
NFT (nutrient film technique) merupakan teknik mengalirkan air tipis melalui akar tanaman. DFT (Deep Flow Technique) adalah mengalirkan air sedalam sekitar 3 cm melalui akar. Sedangkan DWC (Deep Water Culture) adalah air dalam yang tidak mengalir untuk merendam akar, seperti young farmer dan minimax.
Pilihlah pekarangan rumah yang disinari Matahari agar berkebun hidroponik tumbuh bagus, namun tidak terlalu panas. Carilah tempat yang terkena sinar matahari kurang lebih 8-10 jam tiap hari. Jika tanaman banyak terkena sinar matahari, proses fotosintesis yang terjadi berlangsung lama, dan menghasilkan tenaga yang besar bagi tanaman untuk menyerap nutrisi dari akar. Kurangnya sinar matahari juga berarti berkurangnya tenaga untuk menyerap nutrisi, sehingga tanaman kerdil.
Namun bila panas matahari yang sangat terik juga dapat menyebabkan beberapa jenis sayuran dehidrasi dan layu. Biasanya sayuran yang mudah layu adalah selada dan sawi-sawian. Untuk mengatasi hal ini, bisa digunakan peneduh saat panas terik, seperti plastik uv, atau paranet.
Beberapa metode untuk menanam biji sayur agar cepat tumbuh tunas, perlu memperhatikan kelembaban yang tinggi, dan suhu yang hangat.
Untuk memulainya sediakan benih, media tanam rockwool, gergaji besi, pelubang rockwool (bisa anda ganti dengan ujung ballpoin), semprotan air, air sumur, Nampan untuk tempat semai, Plastik kresek
Langkah-langkah semai biji sayuran:
Potong-potong rockwool dengan ukuran kubus 2,5 cm x 2,5 cm x 2,5 cm, (tidak harus tepat). Potong dengan gergaji besi dengan cara menggorok maju mundur, agar rapi.
Berilah lubang pada kubus rockwool satu lubang untuk menaruh biji. Gunakan pelubag rockwool atau ujung balpoin.
Semprotlah potongan rockwool dengan air sampai benar-benar basah merata.
Masukkan biji sayuran ke dalam lubang tanam pada rockwool
Letakkan semaian benih di atas nampan.
Kemudian nampan dan semaian dimasukkan ke dalam plastik kresek, agar kondisi hangat.
Sesekali waktu buka kresek dan semprot dengan air agar kelembaban meningkat.
Untuk sayuran daun (sawi dan selada) biasanya 24 jam sudah mulai keluar bakal tunas (Jangan sampai terlambat keluar tunasnya). Segera keluarkan semaian dari kresek, dan jemur di bawah sinar matahari, tetapi agak teduh atau sejuk.
Beri semprot air nutrisi setiap pagi, siang dan sore, dan jangan lupa sinar matahari 8-10 jam tiap hari. Setelah 15 hari baru bisa dipindahkan ke NFT, DFT, DWC, atau yang lain.(http://hidroponikstore.com)
Selesai…tunggu panen untuk nikmati sayuran bersama keluarga...
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://hidroponikstore.com/cara-praktis-berkebun-hidroponik-di-rumah/
@resteemator is a new bot casting votes for its followers. Follow @resteemator and vote this comment to increase your chance to be voted in the future!