Berbagai asumsi bermunculan mengenai penyebab market koreksi, beberapa di antaranya karena varian baru virus Covid-19 bernama Omicron yang mulai menyebar ke berbagai negara. Pada saat yang sama Federal Reserve akan menaikkan suku bunga untuk mencegah inflasi yang meningkat.
Sementara itu, di China, ketua dari raksasa properti Evergrande dipanggil oleh pemerintah Guangdong setelah perusahaan tersebut mengatakan “tidak ada jaminan” akan memiliki cukup dana untuk membayar pembayaran utang.
Pemerintah provinsi mengumumkan bahwa atas permintaan Evergrande mereka akan mengirim tim pejabat untuk mengerjakan rencana restrukturisasi utang luar negerinya.
Selain itu ada pula asumsi bahwa exchange melakukan leverage reset, karena banyak trader yang melakukan over leverage sehingga bursa tidak bisa mendapatkan keuntungan karena perlu membayar profit yang dihasilkan trader yang menggunakan leverage.
Dugaan leverage reset bisa terlihat di data pendukung, ini adalah rasio antara open interest (posisi futures yang dibuka) dengan jumlah crypto yang ada di exchange.
Rasionya naik signifikan, artinya trader membuka posisi jauh lebih besar dari apa yang sebenarnya dia punya. Hal ini tidak memberikan keuntungan banyak untuk bursa dan memiliki risiko yang lebih besar, sehingga ada dugaan exchange melakukan leverage reset.
Namun perlu jadi perhatian seluruh penyebab market koreksi Sabtu lalu hanya asumsi semata yang sejauh ini belum semuanya bisa dibuktikan.
Untuk saat ini harga crypto pun berangsur pulih dengan Bitcoin yang sudah naik perlahan di kisaran angka $49.000.