Ahad kemarin (30 Agustus 2020), saya melakukan perjalanan/rihlah/liburan ke pantai Inong Balee di Lamreh, Aceh Besar bersama seorang teman dan keluarganya. Selain untuk refresing, liburan ini juga bertujuan untuk menombak ikan untuk dimakan. Tapi hal itu tidak tercapai. Tak ada ikan yang berhasil saya tangkap melainkan banyak sampah plastik hanyut yang saya kumpulkan untuk saya buang pada tempatnya. Hal ini saya lakukan karena khawatir ada penyu atau hewan laut lain yang bisa terperangkap oleh sampah itu atau malah memakan sampah itu karena mengiranya sebagai ubur-ubur.
Ada hal yang menyenangkan juga ada hal yang tidak menyenangkan saat liburan ini. Yang menyenangkannya adalah bisa menikmati pantai, air y bening, karang, berenang sekaligus olahraga, serta makan-makan bersama keluarga teman. Hal yang tidak menyenangkannya adalah, sebagaian teman ada yang membawa linggis untuk mencongkel kerang kima (Giant Clamp) untuk dikonsumsi dan dibawa pulang. Saya pun dipaksa untuk membawa pulang kerang kima itu. Hal ini menjadi beban karena saya tidak punya keberanian untuk menjelaskan langsung kepada semua teman-teman yang. Saya hanya berani mengatakan untuk tidak mngupload ke social media foto kerang kima yang di ambil itu. Karena kima adalah salah satu jenis biota laut yang dilindungi, dan negara melarang kita untuk mengambilnya.
Hal lain yang tidak menyenangkan dan hampir merugikan saya adalah, smartphone saya terjatuh di jalan batu saat hendak pulang. Tersadarnya ketika saya ingin mendengarkan musik menggunakan earphone, saat meraba kantong tidak menemukan smartphone. Panik, kemudian saya berbalik arah menuju pantai. Mengendarai motor pelan-pelan, memperhatikan rute yang terlewatkan. Hehehe. Alhamdulillah smartphone ditemukan diatas batu di jalan dengan keadaan case tempered belakang pecah (Smartphonenya baik-baik saja).
