Seingatku hari ini adalah hari senin, handphoneku sejak tadi malam tak terkendali dengan celotehan tak berguna dan mulai saya scrool ke pesan yang biasanya saya tidak tertarik yaitu percakapan di grup. Percakapan mengenang satu tahun pasca Intermediate Training Cabang Jakarta Pusat Utara, namun ada hal yang menarik saat itu, seorang teman mengirim sebuah gambar berisi si Penguasa Besar memegang alat suara dengan seorang ibu yang tengah memeluk saudaranya yang memilukan yang bertuliskan “UYGHUR MENJERIT AKSI SERENTAK HMI SE-INDONESIA 18-12-18”.
Tak heran aku bertanya, ini adalah hasil rapat harian yang dilakukan oleh Pengurus Besar ujar salah seorang teman yang juga menjadi bagian Pengurus. Saya mulai berfikir panjang, bukankah permasalahan ini sudah lama terjadi? Kemudian saya mencari berita tentang Uyghur. Tertulis di berbagai media online mengenai Pelanggaran HAM ini bahkan Partai Politik pun ikut-ikutan mendesak penuntasan pelanggaran HAM. Yang lebih menggelitik lagi masih dalam grup yang sama ada kiriman dari media online cnnindonesia.com dengan judul “Komnas HAM Yakin Jokowi Serius Tuntaskan HAM Masa Lalu”, saya mulai terusik mengapa bisa berbaregan isu ini muncul. Dalam kutipan berita online tersebut Ketua Komnas HAM melakukan pertemuan dengan Presiden dan stafnya, dan bapak Taufan menyatakan enam perkara mendapatkan perhatian khusus Presiden mulai dari peristiwa 1965-1966, Talangsari, Semanggi I dan II, Wasio, Wamena, serta Jambu Kepok di Aceh.
Seharian ini saya masih menikmati kasur dan belum beranjak mengikuti perkembangan seruan aksi, sontak kader seluruh nusantara memposting gambar tersebut dengan tulisan-tulisan tersulut darah ke-Islamannya melihat saudara diperlakukan tidak adil. Namun berlainan sisi dari hal tersebut, saya mencoba mengkaitkan apa yang tercantum pada poster seruan aksi tersebut “Larangan Beragama adalah bentuk Kejahatan HAM dan Kemanusiaan, dan tidak bisa didiamkan” lantas otak saya terkoneksi cepat sepertinya ada yang tengah menjadi boneka disini, ujarku.
Koneksi otak saya mencapai satu titik kejadian pada isu-isu politik yang akan datang dan pristiwa yang terjadi di tahun 2014 silam, bukankah ini ada kaitannya? Tanyaku pada pengetahuan diri yang dangkal ini, pelanggaran HAM yang diduga dilakukan oleh aktor calon menjadi senjata lawan. Kemudian saya berfikir jika PB HMI telah mengintruksikan kepada kader untuk menjadi alat tunggangan kepentingan agar menggaungkan dan membakar darah-darah utuk meracuni fikiran masyarakat.
Tidak ada salahnya jika kader melakukan aksi, alangkah baiknya setiap kader juga perlu memiliki kerangka berfikir tentang apa, bagaimana dan utuk apa agar kita sama-sama berada di posisi yang benar, hanya saja saya berharap tidak ada korban atas kejadian ini nantinya sehinga mencegah PB HMI bungkam kembali jika kader dilakukan tidak manusiawi.
DYS
Keresahan kader yang positif dalam rangkaian kata perjuangan
Iya semoga keresahan ini berujung positif bang ☺
Udah lama banget.. mungkin krn udah terlalu lama tidurnya..jadi gak update2 berita. Kemana aja. ?? 100×
Beritanya ditelan sama banyaknya hoax menjelang tahun politik ni bang hahahaaa