source.img
saat kamu memegang erat tanganku dan membisikkan kata ditelingaku, mari nak masuk ke ruangan ku dan duduk semeja dengan ku, lalu aku menurutimu karena memang saat itu aku tidak tahu harus berbuat apa, skilku masih sangat minim, namun perlahan kau ajari aku bagaimana cara bekerja, kau ajari aku bagaimana cara menyambung kalimat demi kalimat agar menjadi sebuah surat. Semanjak kejadian itu aku terus memikirkan bagaimana aku harus membalas budi baikmu, saat itu kau masih punya kuasa dan kau tempatkan diriku di bawah naunganmu agar kau bisa mendidikku, agar kau bisa mengajariku tentang cara berinteraksi dengan orang-orang yang beragam pemikirannya.
Ketika itu tubuhmu masih kuat, jalanmu masih lincah, dan suaramu masih enak didengar dari kejauhan, setiap pagi setelah apel kau menunggu kedatanganku dan mengajak ku menikmati secangkir kopi, kamu tau saat itu aku masih tidak berpunya, terkadang hati ini merasa malu karena harus minum kopi gratis dari mu setiap hari, namun aku tidak bisa menolak ajakanmu, takut kamu salah paham dengan penolakanku.
source.img
Hari berganti hari kita terus bersama, bersama menghadapi masalah pekerjaan yang ada, tak jarang kau suruh aku untuk mengantikan mu dalam hal pekerjaan karena saat itu kamu nyakin dengan ilmu yang telah kamu ajarkan kepada ku, saat itulah aku mulai menemukan jati diriku bahwa aku mampu mengantikan posisimu bila kau sudah tiada, aku pegang dan genggam erat amanah yang engkau berikan padaku. Saat itu aku sadar dirimulah yang patut ku jadikan panutan dalam pekerjaanku, hari-hari bersamamu sungguh sangat indah dan akan selalu ku rindukan, saat kamu masih kuat dan saat idemu masih cemerlang.
Kini kau sudah mulai tua, rambutmu sudah mulai putih menutupi seluruh kepalamu, jalanmu sudah membungkuk dan suara indahmu sudah tertatih, tubuhmu yang dulu kekar sekarang sudah mulai lemah, Jabatanmu pun sudah digantikan oleh orang lain dan mungkin ini yang dikatakan, setiap orang punya masanya dan setiap masa punya orangnya, kini kau sudah pensiun dari dunia pekerjaan dan membuat aku berpikir bagaimana aku harus membantumu seperti kamu membatu diriku lima belas tahun lalu. Aku pun mulai berpikir bagaimana aku harus membalas budi baikmu yang telah kau tanam dulu pada diriku, dan alhamdulillah kini diriku sudah mampu berdiri berkat bimbingan darimu dan aku mencoba mendekatimu dan berbisik padamu apakah kamu mau bekerja bersama ku dan membantuku? pada dasarnya aku merasa malu untuk membisikkan itu ditelingamu takut kamu menolaknya, setelah aku membisikkan itu ditelingamu ternyata bak gayung bersambut, dirimu menerima tawarannku, walau aku tau fisikmu tidak segagah dulu, walau ku tau jalanmu tak selincah dulu, tapi anggaplah ini sebagai balasan terhadap apa yang pernah kau berikan kepadaku dulu, walau tak sama tapi setidaknya aku pernah mengingat jasamu. Semua itu aku perbuat karena aku masih menyimpan rasa terima kasih atas apa yang kau berikan padaku lima belas tahun silam.
Posted from my blog with SteemPress : http://hermanlc.epizy.com/wp/2018/08/03/jasamu-akan-selalu-ada-dalam-ingatan-batinku-steempress-5/
Kisah yang sangat luar biasa, guru merupakan pelita sebagai lampu yg akan menyinari perjalanan hidup dan karir kita...
yup, benar sekali bang
tulisan yang bermakna, banyak makna yang tersirat. yang saya tangkap tulisan ini tentang seorang guru. semoga orang yang anda maksudkan ditulisan ini selalu dirahmati الله
guru sekaligus sahabat yang sangat saya hormati dan alhamdulillah sampai saat ini beliau masih sehat
Guru, engkau selalu ada dalam ingatan kami.
Guru adalah insan yang tak lekang oleh zaman, sekali guru tetap guru.
terima kasih kawan, semoga beliau tetap sehat dan bisa membimbing saya
Congratulations You Got Upvote
& Your Content Also Will Got Curation From
Thanks for using #Steemprees