Menjadi tenaga kerja wanita (TKW) migran bukanlah perkara mudah yang memiliki risiko khusus, terutama jika mereka bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Indonesia termasuk salah satu negara dengan kuota pengiriman TKW yang besar. Berikut beberapa kasus-kasus paling mengerikan yang pernah dialami oleh para TKW migran, seperti dirangkum oleh South China Morning Post.
Oleh: Gigi Choy (South China Morning Post)
Sepasang warga Singapura yang secara paksa memberi makan tenaga kerja wanita (TKW) migran yang menjadi asisten rumah tangga (ART) mereka dengan sebuah corong, memerintahkan ART-nya itu untuk memakan muntahnya sendiri dan mengancam akan menyewa seorang pembunuh untuk membunuh keluarganya jika dia melaporkan mereka, dipenjara pada Senin (25/3).
Pasangan itu—yang dijatuhi hukuman dua tahun lalu dalam kasus terpisah atas kekerasan terhadap pekerja rumah tangga Indonesia—mencambuk dan menendang warga negara Myanmar Moe Moe Than (32 tahun), dan juga memaksanya untuk melakukan tugas-tugas rumah hanya dengan mengenakan pakaian dalamnya.
Chia Yun Ling (43 tahun), dijatuhi hukuman 47 bulan penjara dan didenda 4.000 dolar Singapura. Dia diperintahkan untuk membayar kompensasi kepada Than sebesar S$6.500.
Suaminya, Tay Wee Kiat (41 tahun), dipenjara selama 24 bulan dan diperintahkan untuk membayar kompensasi sebesar S$3.000.
Hong Kong, Malaysia, dan Singapura telah menyaksikan kekerasan terhadap para TKW yang menjadi pekerja rumah tangganya. Berikut adalah beberapa insiden terburuk selama beberapa tahun terakhir.
MATI KELAPARAN
Sepasang suami istri Malaysia dihukum karena sengaja membuat pekerja rumah tangga Indonesia mereka kelaparan hingga meninggal pada Juni 2011.
Fong Kong Meng (58 tahun) dan istrinya Teoh Ching Yen (56 tahun), tidak memberikan makanan dan perawatan medis untuk Isti Komariyah selama tiga tahun ia bekerja untuk mereka, Pengadilan Tinggi Malaysia menemukan.
Isti (26 tahun), yang beratnya hampir 26 kilogram, dinyatakan meninggal pada saat kedatangan di Pusat Medis Universitas Malaya di Kuala Lumpur.
Beratnya 46 kilogram saat mulai bekerja untuk pasangan itu.
Pasangan itu dijatuhi hukuman gantung atas pembunuhan pada Maret 2014, tetapi Pengadilan Federal mengamandemen tuduhan tersebut menjadi pembunuhan karena kesalahan dan menghukum pasangan itu 20 tahun penjara tahun lalu, menurut media Malaysia.
Dalam kasus sebelumnya, seorang pekerja rumah tangga Kamboja mati kelaparan pada tahun 2012 oleh majikan Malaysia-nya.
Ibu rumah tangga Chin Chui Ling dan suaminya Soh Chew Tong—seorang pemilik toko perangkat keras—dihukum karena pembunuhan pada tahun 2015 oleh Pengadilan Tinggi dan dijatuhi hukuman mati.
Pekerja rumah tangga mereka, Mey Sichan (24 tahun), ditemukan tewas di rumah pasangan itu di Penang. Pada saat kematiannya, beratnya hanya 26 kilogram.
Tahun lalu, Pengadilan Federal membatalkan tuduhan pembunuhan mereka dan menghukum pasangan itu—keduanya berusia empat puluhan—hingga 10 tahun penjara.
ERWIANA
Mantan pekerja rumah tangga Erwiana Sulistyaningsih menderita penganiayaan selama berbulan-bulan antara Mei 2013 hingga Januari 2014 di tangan majikannya di Hong Kong.
Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/in-depth-disiksa-dan-kelaparan-berikut-kasus-kasus-kekerasan-art-terburuk/
Source
Copying/Pasting full or partial texts without adding anything original is frowned upon by the community. Repeated copy/paste posts could be considered spam. Spam is discouraged by the community, and may result in action from the cheetah bot.
More information and tips on sharing content.
If you believe this comment is in error, please contact us in #disputes on Discord
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.matamatapolitik.com/in-depth-disiksa-dan-kelaparan-berikut-kasus-kasus-kekerasan-art-terburuk/