Badai sering kita sebut kalut
Di tengah rimbun pradaban ini tuan
Sementara ketakutan menyinsing serdadu pasif
Memaksa makan dalam kenyang
Kaupun tenggelam di sayup-sayup azan
Sementara tangisan bayi terdengar
Di antar serpihan senja yang kian padam
Kami gugup
Aspal basah yang kami cium
Sembari mengeja tetesan-tetesan darah
Membuncah ratapan kami
Dalam desingan peluru tak bertanda
Singgasana megah kampung kami
Musnah termakan lalapan murka, tuan
Renta sudah harapan
Tak sanggup mata berkedip
Meneteskan air setiap saat
Bernama dan bermakna
Padangpanjang,2018
sedih sekali aku membacanya bang!
Terima kasih sudah singgah bng...