Resah jiwaku menyulam kehidupan
Tak kudapati benang merah langkahku
Dan di bibir puisi ini tak kunampakkan senyum
Kau lihat saja spasinya mengisyaratkan jarak pada kata yang sepi
Begitu pula rindu yang membatu tanpa tungku
Beginilah aku sekarang alpa akan kecupan cinta
Tak tersentuh lagi elusan kasih
Jelajah musim pun tak kunikmati
Seperti berlalu dan hilang
Hanya bisa melayang dalam angan
Tapi sukar pula kubelai rambut senja
Terkadang kulihat titik-titik kehidupan seperti tiada
Hanya nampak tanda tanya seperti fatamorgana
Kulalui tapi tak kudapati
Hilang binasa, tapi ingin, berkuasa
Bertahta seperti raja tanpa maruah
Belum bisa apa-apa tanpa budi
Sedikit lagi, harus ku akhiri puisi ini
Sebaris lagi, tapi aku masih bertanya
Inginku belum terkabul, tak apa-apa
Di baris terakhir jika gagal aku coba lagi
