Menjelang bulan Ramadhan tahun ini, Bumi Syam Suriah akan kembali terasa berbeda. Bukan berbeda dari segi esensinya, melainkan berbeda dari segi hiruk-pikuk kehidupan warga Suriah. Karena saat ini mereka sedang berada di titik nadir kehidupannya.
Jutaan jiwa terpaksa pergi meninggalkan tanah kelahirannya, kemudian hidup di sebuah pengungsian yang penuh keterbatasan. Tentu tak pernah ada yang membayangkan, hidup jauh dari tanah kelahiran dibalut dengan belenggu derita yang amat pedih.
Jika menilik lebih dalam, anak-anak lah yang menjadi korban terbesar dari kebiadaban manusia-manusia yang bisa jadi telah Allah tutup pintu hatinya. Tubuh kecil, mungil dan ringkih, seperti yang ada dalam foto-foto ini, tidak sepatutnya harus merasakan penderitaan yang amat pedih tersebut.
Lalu, pantaskah kita terus berdiam diri dan juga menutup pintu hati melihat kondisi mereka yang jelas merana?
Sudah siapkah apabila kelak kita akan ditanya, apa yang sudah kita lakukan untuk mereka?
Sahabat, jangan lupakan mereka dari setiap untaian doa yang kita panjatkan. Juga, berikan dukungan terbaik untuk mereka dengan daya dan kekuatan yang kita miliki. Sesungguhnya mereka adalah manusia-manusia yang sangat luar biasa, yang senantiasa berikhtiar untuk istiqomah menjalankan syariat-syariatNya.
Mari kita syukuri Ramadhan-Ramadhan kita beberapa tahun terakhir yang dapat kita jalani dalam keamanan dan kenyamanan, dengan memberikan kontribusi terbaik agar Ramadhan-Ramadhan saudara-saudara kita di Bumi Syam, dapat dilalui dengan baik pula.