Aceh Utara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Aceh, tidak hanya Banda Aceh,di Kabupaten Aceh Utara juga terdapat beberapa tempat wisata yang jadi kegemaran masyarakat Aceh sebagai tempat untuk menghabiskan masa libur. Salah satu tempat warisan wisata di kota Aceh Utara yang paling banyak di datangi oleh masyarakat Aceh adalah Rumah Cut Nyak Meutia. Yang terletak di Gampong Masjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Aceh Utara. Cut Meutia adalah perempuan pahlawan dari Aceh yang gagah berani melawan penjajahan Belanda karena tidak sanggup melihat bangsanya ditindas.
Seperti hal rumah adat Aceh pada umumnya, bangunan Rumah Cut Meutia ini memiliki arsitektur tempoe doeloe yang merupakan ciri khas rumah adat aceh. Konstruksinya pun terbilang sangat kokoh, berbentuk seperti rumah panggung serta tercacat ada 16 tiang yang menyangga rumah ini. Ketinggian bangunan diperkirakan mencapai tiga meter dari atas permukaan tanah.
Secara administratif, Rumah Cut Meutia terletak di Gampong Masjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Untuk menuju ke tempat wisata ini, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak kurang lebih 31 kilometer atau dengan perjalanan sekitar satu jam dari Kota Lhokseumawe. Namun jika wisatawan berangkat dari Lhoksukon jaraknya cukup dekat, yaiut hanya sekitar 9 kilometer saja. Pada hari-hari libur banyak wisatawan asing dan lokal yang menyempatkan diri untuk mengunjungi rumah adat tjut meutia.
Di Komplek Rumah adat cut meutia terdapad beberapa benda peninggalan beliau yang dijadikan sebagai bahan edukasi dan mengenal sejarah cut meutia berupa rumah panggung, jeungki, dan balai, di halaman rumah khas Aceh itu juga terdapat prasasti dan monumen yang bertuliskan sejarah singkat perjuangan Cut Meutia yang juga dikenal sebagai Cut Nyak Mutya. Disamping balai terdapat kolam, yang menurut sejarah kolam itu tempat perempuan pahlawan ini memancing ikan.
Saat berada di dalam rumah kita akan melihat beberpa gambar bukti sejarah yang terpampang. Di dalamnya, tidak banyak bukti sejarah yang terlihat. Hanya terdapat beberapa lukisan Cut Meutia. Selain itu sejumlah foto sejarah para pemimpin pasukan Belanda dipajang di dinding rumah. rumah adat ini mempunyai dua kamar yang konon salah satu nyan digunakan oleh Cut Meutia untuk beristirahat , serta kita juga dapat menemukan peninggalan sejarah selain foto dan dua buah rapa’i (alat musik Aceh).
Berdasarkan catatan sejarah, Cut Meutia melakukan perlawanan terhadap penjajahan serdadu Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Chik di Tunong. Namun, pada Maret 1905, Teuku Chik di Tunong ditangkap oleh Pasukan serdadu Belanda dan dihukum mati di salah satu tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, Teuku Chik Tunong berpesan kepada sahabatnya, Pang Nanggroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi.dan setelah suami nya meninggal Cut Meutia kemudian menikah dengan Pang Nanggroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe.Pada suatu pertempuran dengan penjajahan belanda dibawah pimpinan Korps Marsose di Paya Cicem, Cut Meutia dan para wanita melarikan diri ke dalam hutan. Pang Nanggroe sendiri terus melakukan perlawanan hingga akhirnya tewas pada 26 September 1910. Kemudia pasca suami kedua nya gugur Cut Meutia kemudian bangkit kembali dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun, pada 24 Oktober 1910, Cut Mutya bersama pasukannya bentrok dengan marsose di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itulah Cut Meutia gugur dan dimakamkan dalam kawasan hutan lindung.
Makam cut mutia sendiri terletak di kawasan hutan lindung Gunung Lipeh, Ujung Krueng Kereuto, Pirak Timu, Aceh Utara, Aceh. Jika berangkat dari pusat Kecamatan Pirak Timu, dihabiskan waktu 12 jam melewati hutan, gunung, serta sungai.alhamdulillah saat ini kondisi jalan menuju makam sudah lumayan baik dan layak untuk dilalui,ini berkat kepedulian dari pemda aceh utara khususnya dalam melestarikan cagar budaya.
Demikian sepenggal Sejarah dan kisah pahlawan kemerdekaan indonesia yang gagah dan berani dalam melawan para serdadu belanda walaupunn beliau seorang perempuan,oleh karena mari bersama kita untuk senantiasa mengisi hasil perjuanagn para pahlawan agar bangsa dan negara ini maju.
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://zuheimiaceh.blogspot.com/2010/11/cut-nyak-mutia.html
World of Photography Beta V1.0
>Learn more here<
You have earned 5.05 XP for sharing your photo!
Daily photos: 1/2
Daily comments: 0/5
Multiplier: 1.01
Server time: 10:32:28
Total XP: 127.10/200.00
Total Photos: 24
Total comments: 4
Total contest wins: 0
Follow: @photocontests
Join the Discord channel: click!
Play and win SBD: @fairlotto
Daily Steem Statistics: @dailysteemreport
Learn how to program Steem-Python applications: @steempytutorials
Developed and sponsored by: @juliank