Ketika Tak Sanggup Menjadi Aktor "Jambo" (Luka Tak Teraba)

in #busy7 years ago (edited)

IMG_20180407_175137.jpg


Merawat kenangan agar selalu indah, bukanlah suatu hal yang susah untuk diceritakan lagi. Kadang bisa juga menjadi sulit, ketika suatu yang ingin kita ingat kembali semua menjadi lupa. Karena "barang bukti"nya tidak ada. Tapi sangat membantu untuk membaca kenangan, ketika berjumpa seseorang yang sekian lama tidak berjumpa, bisa juga menemukan benda yang sangat bermakna.

Kali ini menemukan kenangan lewat karya tulis seorang sahabat, boleh dikatakan juga sudah lama tidak berjumpa. Mendapatkan buku kumpulan naskah lakon "Menjilat Bulan" karya Sulaiman Juned bukan dari si penulisnya. Bahkan dari seorang mahasiswa pasca sarjana Seni Kriya ISI Padangpanjang. @winannsar menyampaikan titipannya ketika kembali ke Banda Aceh. Tentu begitu sangat senang. Menurut saya, jarang-jarang naskah lakon di bukukan menjadi antologi naskah. Ya trilogi Sulaiman Juned.

Kembali ke ruang 3x4, kamar kos paling aman kami rasakan. Karena bertempat di belakang rumah dinas Komandan Secata B Padangpanjang, alm. Pak Senading Komandan yang baik. Semoga dilapangkan kuburnya.


Suatu ketika kami sama-sama baru mendapat rangsangan. Bahwa harus menulis naskah lakon. Entah dari mana datangnya mesin ketik di dalam kamar kami, ya barang memang milik Sulaiman Juned, yang di bawa dari Aceh, Kalau tidak salah. Tapi sekali ini dia begitu sabar menunggu mesin ketik, sampai selesai saya gunakan. Bahkan terus menyemangati ketika terasa agak tersendat inspirasi, selalu saja memancing, mengajak diskusi tentang segalanya, hingga tentang negeri Aceh yang sedang bergejolak ketika itu. Lalu kami diam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Merasakan kepedihan dan keperihan saudara-saudara dan sanak famili di negeri Aceh dari jauh, ya dari rantau.

IMG_20180407_175542.jpg


Akhir selesai juga naskah saya ketik, berjudul "Bulan". Bagaimana cara mereview lagi itu naskah. Karena sudah menjadi abu ketika rumah Sulaiman Juned terbakar. Hilang sudah bukti kenangan.

Sudah sangat gelisah, menahan birahi nyaris dua Minggu memendamnya. Langsung saja jari Sulaiman Juned menari-nari di huruf-huruf mesin ketik. Sangat sedikit menggunakan jam istirahat. Malam suara mesin ketik sudah menjadi musik pembawa tidur para tetangga kamar. Waktu itu adalah waktu gaduhnya keheningan malam.

Alhamdulilah, hampir berbisik suara itu keluar dari mulutnya.

"Ada apa? Apakah sudah selesai naskahnya? Spontan saya tanya.

Senyumnya begitu lega, cerah sekali wajahnya, padahal sudah menguras segala imajinasi beberapa hari dan beberapa malam.

"Ya sudah selesai, editnya sambil proses latihan, pasti ada perkembangannya nanti"

Ya naskah itu memang untuk persiapan ujian akhir S1nya, Jurusan Teater minat Penyutradaraan.
Sambil mengerutkan kening. Saya bertanya :

"Memang sudah ada pemerannya?"

"Ya naskah Jambo (Luka Tak Teraba) ini sudah selesai, pemerannya sudah ada sebelum naskah ini ada. Kamu sebagai Ibrahim ya. Tidak ada penolakan".

IMG_20180407_174314.jpg


Tunjuknya ke saya, ini jebakan hebat saya kira. Tidak bisa menolak oleh ajakannya. Setelah diperbanyak naskah. Dilanjutkan dengan proses latihan. Saya terus menelaah dan membedah naskahnya. Ah. Peristiwa yang terjadi di kampung halaman telah menginspirasi Sulaiman Juned. Gejolak negeri Aceh ketika itu tumpah dalam naskah itu.

Apa yang dialaminya juga saya alami dan yakin anak-anak Aceh seperantaun, mengalami hal yang sama. Ternyata ini sangat mempengaruhi keaktoran saya. Esensi dalam pemeranan tidak saya dapatkan. Selalu marah-marah. Sangat menguras kestabilan batin. Ini merusak pertunjukan. Akan merugikan Sulaiman Juned sebagai penulis naskah juga sebagai sutradara, dan itu wajib.

Lalu memohon agar tidak memilih saya sebagai aktor ya. Dengan alasan yang bisa dimengerti dan maklum. Memenuhi permintaan saya.

IMG_20180407_175343.jpg


Akhirnya Sulaiman Juned menyelesaikan juga S1nya dengan segala perjuangan, segala benturan dihadapi dengan berani. Selamat dari pertarungan ini hingga meraih gelar Doktor Teater. Hhhm membanggakan

Sort:  

Merawat kenangan melalui karya tulis 😊

Ya syedara @muntazar akan dikenang sampai anak cucu

Teater adalah jalan sunyi. Tak banyak yang bersedia melakoninya. Hormat saya untuk pilihan kalian.

Terimakasih bang Iwan @blogiwank

Kita telah memilih jalan dengan suka---walau duka sering menghampiri kita kala itu. Namun kita terus menulis---terus pula berteater, ah! Terima kasih sahabat, telah berkenan menggoda kenangan kita.

Dan godaan itu selalu merangsang kita Dun @sulaimanjuned

Tentu, adinda. Saleum

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by zulfikark-kirbi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.