Sebelum subuh, tepatnya pukul 3. 00 WIB, kami semua sudah terbangun dari tidur. Semuanya berkemas-kemas, bersiap-siap, mengangkat koper-koper besar ke dalam mobil. Lalu bergegas menuju Bandara Sultan Iskandar Muda. Ponakan yang masih lajang dan beberapa orang lainnya sengaja tidak tidur alias bergadang, supaya tidak susah dibangunkan nanti, karena harus tepat waktu agar tidak ketinggalan pesawat.
Rombongan lumayan ramai, harus memakai dua unit mini bus untuk penumpang, dan satu unit pic-up untuk barang-barang . kedua kakak saya yang nomor dua dan nomor sembilan akan berangkat ke tanah suci, untuk melaksanakan ibadah umroh. Kami tiba di bandara, sedikit terburu-buru menurunkan barang-barang. Kedua kakak saya langsung menemui rombongan yang telah berkumpul di depan pintu masuk keberangkatan, bersama ketua rombongan dan traveling umroh. Setelah melakukan check in, rombongan langsung menuju ruang tunggu keberangkatan, sambil menunggu waktu shalat subuh tiba.
Acara pelepasan dengan segala keharuan telah selesai, kami bergerak menuju lapangan parkir mobil yang di tata begitu baik oleh pengelola bandara. Belum sempat membuka pintu, terlihat mobil seperti diombang-ambing. Ternyata goncangan gempa begitu terasa, bangunan bandara yang mirip kubah mesjid terlihat berputar-putar diatasnya, bunyinya mengerikan. Diperkirakan, kalau goncangan tidak berhenti beberapa detik lagi, bangunan bandara akan mengalami kerusakan yang parah, kemungkian besar akan roboh.
Tidak disadari, saya sudah berada di depan pintu keberangkatan. Orang-orang yang berada di dalam berlarian, berhamburan keluar. Sudah tentu dengan cemas mencari kedua kakak saya yang belum kelihatan. Akhirnya semua calon penumpang sudah keluar dari ruang tunggu, juga termasuk kedua kakak saya. Mereka tidak berlarian, berjalan sambil menenangkan saya dan anak-anaknya. Wah ini terbalik. Seharusnya saya menenangkan mereka berdua. Beberapa saat kemudian, terdengar suara muadzin mengumandangkan azan. Sudah tiba waktu shalat subuh, di Banda Aceh dan sekitarnya.
Guncangan sebelum subuh itu adalah gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter, terjadi pada pukul 5.03 Waktu Indonesia Barat. Tanggal 7 Desember 2016. Di Kabupaten Pidie jaya. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km. menurut lapoaran tidak menimbulkan tsunami. Gempa juga terasa di kabupaten tetangga seperti Pidie, Bireuen, sampai ke Banda Aceh, Langsa, hingga ke Pulau Simeulue. Selain merusak semua bangunan ruko dan rumah-rumah penduduk. Juga menelan korban jiwa. Tapi yang lebih memilukan masjid-mesjid juga roboh. Pertanda apa? Entahlah.
Relawan segala elemen masyarakat segera saja bergerak membantu para korban, menyelamatkan yang selamat. Bantuan dari seluruh pelosok negeri terus berdatangan. Tidak ketinggalan para mahasiswa dari ISBI Aceh ketika itu, bergerak, berkonsentrasi pada kebutuhan anak-anak korban gempa. Walau hanya satu hari dan satu malam berkemah di lokasi gempa. Desa Teumanah, Trienggadeng.
Ada banyak cara mengumpulkan dana bantuan untuk korban gempa. Para seniman mempunyai caranya tersendiri. Membuat antologi puisi adalah satu cara para penyair menggalang puisi menjadikan bantuan yang lebih menyentuh kepada nilai-nila kemanusiaan.
Maka terbitlah Antologi Puisi Penyair Nusantara. Aceh 5:03 6,4 SR. Cetakan pertama April 2017. Penerbit FAM Publishing. Bekerjasama dengan Komunitas Seni Kuflet. Sebagai kurator Sulaiman Juned, Salman Yoga S. dan Muhammad Subhan. Desain sampul yang sangat artistik di garap oleh Andriyandi dan Fina Aunul Kahfi.
Alhamdulillah dana yang terkumpul melalui Antologi Puisi ini, telah disalurkan kepada yang membutuhkannya. Dan Pidie jaya beserta masyarakatnya, saat ini telah pulih kembali hingga lebih baik lagi. Aamiin.
Banda Aceh, 24 Maret 2018
Zulfikar Kirbi || @zulfikark-kirbi
Menarik, salam literasi dari Madura
Terimakasih sobat @farrohahulfa telah singgah dan segala atensinya
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by zulfikark-kirbi from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Buku yang bagus, dokumenter geografi dan sastra sejarah.
Terimakasih bang @hamdanimulya apresiasi yang luar biasa