ACEHNOLOGI VOL.2 BAB 16 : FILSAFAT ACEH

in #byrahmirizky7 years ago

IMG_20180526_131059_HDR.jpgPada bab ini adalah bab yang paling sulit ditelaah, karena mengungkapkan suatu filsafat sangatlah tidak mudah. Ada berbagai macam hambatan di dalam menggambarkan apa yang dimaksud dengan filsafat aceh. Diantaranya yaitu upaya untuk merekontruksi gagasan atau ide orang aceh selama ini belum sampai pada tahapan membangun suatu bidang keilmuan yang kokoh, seperti halnya kajian-kajian filsafat yang sudah mapan, seperti filsafat barat, dimana cenderung melihat yunani dan romawi sebagai rujukan utama. Kemudian ketika dijadikan suatu kajian yang mandalam untuk membangun fondasi metafisika bagi masyarakat aceh, tampaknya tidak ada tokoh atau intelektual dari aceh yang begitu dikenal dikalangan peminat kajian filsafat.
Dalam studi filsafat, istilah-istilah kunci lebih banyak merupakan hasil tradisi intelektual di eropa. Sehingga istilah-istilah yang muncul di dalam masyarakat non-eropa, kerap dicari padanannya dalam Bahasa-bahasa eropa. Konsep-konsep harus terlebih dahulu diuji pada suatu masyarakat, lalu setelah itu diletakkan didalam “perpustakaan sejarah ide-ide.” Namun demikian, bukan bearti tidak boleh diupayakan untuk menggali gagasan-gagasan mengenai filsafat aceh. Karena itu, upaya untuk mencari arah dan gerak system berfikir secara filosofis di aceh merupakan sesuatu yang menjadi keniscayaan atau kemestian.
Dalam konteks ini, salah satu cara untuk studi filsafat adalah melalui perbandingan filsafat. Hal ini disebabkan, melalui perbandingan filsafat, akan diketahui bagaimana perkembangan ide-ide yang berkembang didalam suatu masyarakat. Diaceh tidak hanya disebutkan adanya para filosof yang mampu mendobrak suatu ruang sejarah ide-ide aceh. Namun,ruang waktu yang ada diaceh pun selalu diisi oleh konflik. Ditengah-tengah ruang tersebut muncul para pemikir yang memiliki landasan filosofis untuk mengeluarkan aceh dari setiap kemelut.
Filsafat aceh bukanlah ilmu baru yang memiliki kerangka teori atau system metafisika tersendiri, tetapi konsep-konsep ilmu tersebut, sudah menyatu didalam sejarah ide-ide yang berkembang di aceh. Filsafat tidak hanya sebatas pada salah satu bidang atau lapisan kenyataan, melainkan meliputi semua bidang dimensi yang diteliti oleh ilmu-ilmu lain, dan membuat bidang-bidang itu semua tanpa pengecualian menjadi objek langsung bagi penelitinya. Jadi, filsafat aceh akan memayungi semua bidang-bidang ilmu yang dapat dicerap dari Acehnologi. Untuk itu, pengetahuan akan keAceh-an akan mengantarkan seseorang pada pemahaman mengenai filsafat aceh.
IMG_20180526_131059_HDR.jpg