Source : https://id.pinterest.com/pin/63683782207485278/
"Nin ... ," panggil Dion dan hanya dijawab oleh Nina dengan gumaman tanpa memalingkan wajahnya dari tugasnya.
"Nin... ," panggil Dion lagi. Kali ini dengan menggoyang-goyangkan tangan Nina perlahan. Nina kembali menjawab hanya dengan gumaman tanpa melihat sedikit pun ke arah Dion.
Dion pun menyerah. Dia menyangga kepalanya dengan tangan kanan dan dengan malas membaca berita di handphone nya. Dan muncul berita tentang kasus yang menyangkut sianida. Dion membacanya dengan serius dan tiba-tiba dia berkata, "Wah, ini sama banget kaya Nina." Dion mengucapkan dengan pelan tetapi masih dapat terdengar oleh Nina.
"Apaan, Yon?" Nina berhenti mengerjakan tugasnya dan melihat Dion penasaran. Dion melirik sebentar ke arah Nina tetapi tidak memberikan jawaban apapun. Dan hanya melanjutkan kembali membaca berita di handphonenya.
Nina yang merasa dijahili oleh Dion mengambil dengan cepat hape Dion untuk menuntaskan rasa penasarannya. Nina terkaget saat melihat foto utama di berita tersebut. Nina langsung memasang muka cemberut. "Masa aku mirip sama cewek terdakwa sianida ini sih?" ucap Nina dengan cemberut.
"Aku ga bilang kamu mirip sama cewek itu," jawab Dion dengan santai dan menyenderkan badannya ke pinggiran sofa.
"Tadi kamu ngomong sama banget sama aku apaan coba?" Nina masih tidak terima jika dibilang mirip dengan wanita dalam berita tersebut.
Dion tersenyum mendengar perkataan Nina. "Maksud aku tuh yang sama kaya kamu tuh bukan cewek itu tapi sianidanya." Dion tertawa kecil.
"Kenapa aku disamain sama sianida coba?" Kali ini Nina mengeluarkan ekspresi bingungnya sambil mengerutkan dahinya dalam.
"Soalnya kamu tuh kaya sianida, bisa membunuhku kapanpun. Tapi seberbahaya apapun sianida tetep aja dibutuhin dan juga berharga. Tepat kaya kamu," ucap Dion dengan lancar sambil melihat hapenya.
Sedetik kemudian Nina tertegun dengan semburat merah menjalar di pipinya. Nina melemparkan buku tugasnya ke arah Dion untuk menutup malunya. "Apaan sih Dion aneh." Nina berdiri dan meninggalkan Dion yang tertawa melihat tingkah Nina.
Hai, Stemmians!
Ini karya cerpen bertokoh Dion dan Nina. Cerpen ini tersimpan di draft dan belum sempat ku publis.
Inginnya aku mengirim semua hasil tulisanku sedikit-sedikit ke atas permukaan dunia hahaha..
Aku ingin tahu sejauh apa aku menulis dan bagusnya aku dalam menulis apa.
Semoga bisa kesampaiannnn. aamiin
Aku tetap menulis ko walaupun mengirimkan draft-draft lama. Hanya saja belum ingin kuungkap keluar karena satu dan lain hal hehe..
Terima kasih :)
Salam Hangat,
Nuy